MAKALAH
ILMU QASHASHIL QUR’AN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Studi Al-Qur’an”
Di Susun oleh :
Hidayatur Rohman
Pembimbing
DR. H. Nasiri, M.HI
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH TARUNA
SURABAYA
2014
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan
kesempatan kepada kita semua sehingga pembuatan makalah ini bisa diselesaikan
tepat pada waktunya. Shalawat dan salam kita persembahkan kepada junjungan kita
Muhammad SAW, oleh karena beliaulah kita dapat mengenal ilmu pengetahuan dan
memberantas kebodohan.
Penulis menyadari berbagai
kelemahan, kekurangan dan keterbatasan yang ada, sehingga tetap terbuka
kemungkinan terjadinya kekeliruan dan kekurangan disana sini dalam penulisan
dan penyajian makalah ini. Oleh Karena itu, dengan tangan terbuka, seraya
kasih, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca dalam rangka penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya, kepada Allah jugalah
penulis menyerahkan diri dan memohon taufik hidayah-Nya, semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca. Amin.
Surabaya, 17
September 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Al – Qur’an merupakan kalam Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai mukjizat dan wahyu untuk
disampaikan kepada umat manusia sebagai petunjuk menuju ke arah yang benar dan
lurus dengan asas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt. Al-Qur’an.
Sebelum diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW, Al-Qur’an itu telah tetulis pada “Al-Lauhul Mahfudh”, kemudian
Allah menurunkannya kepada Muhammad SAW yang berlangsung selama 22 tahun 2
bulan 22 hari yang terbagi pada 2 periode yaitu Makkah dan Madinah.
Sekali turun terkadang Rasulullah
menerima 1 surat yang pendek dan terkadang hanya 1 atau beberapa ayat saja.
Bahkan pernah hanya beberapa kata saja yang menjadi bagian dari satu ayat.
Telah diyakini bahwa Al-Qur’an berisi petunjuk bagi manusia.
Ajaran-ajarannya disampaikan secara variatif serta dikemas sedemikian rupa. Ada
yang berupa informasi, perintah dan laranagan, dan ada juga yang dimodifikasi
dalam bentuk deskripsi kisah-kisah yang mengandung ‘ibrah, yang dikenal dengan
istilah “kisah – kisah dalam Al – Qur’an” Pada makalah ini saya akan mencoba
membahas mengenai kisah-kisah dalam Al-Qur’an, agar kita semua dapat mengetahui
apakah sebenarnya kisah-kisah yang ada dalam Al Qur’an benar-benar terjadi atau
tidak dan agar kita mengetahui apa sebenarnya tujuan Allah menguraikan
kisah-kisah dalam Al-Qur’an.
Nasehat yang disampai tanpa variasi
tidak akan menarik orang untuk mendengarnya, sebab orang akan merasa bosan
dengan tutur kata yang sama. Oleh karena itu, perlu seni-seni bahasa dan
kesusastraan dalam penyampaian sebuah nasehat. Orang akan terpengaruh dan rasa
ingin tahunya lebih besar sesuai dengan seni bahasanya.
Al-Quran telah memaparkan kisah-kisah dan cerita-cerita para
nabi dan orang-orang terkenal di masanya dengan balaghahnya yang tinggi. Di
balik kisah-kisah tersebut tersimpan I’tibar yang patut kita ketahui dan
menjadi ibrah berharga untuk kita amalkan.
B. Tujuan
Sesuai dengan latar belakang di atass, maka tujuan penulisan
makalah ini supaya kita bisa mengambil pengetahuan dan pesan-pesan yang
terkandung dalam kisah-kisah Al-Quran sebagai pelajaran untuk kita amalkan.
C. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian qashashul quran.?
2. Apa
macam-macam kisah dalam Al-Quran. ?
3. Apa Jenis
– jenis qashahul qur’an ?
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Ilmu Qashashil Qur’an
Menurut bahasa (Etimologi) kata qashshash
merupakan bentuk jamak dari kata qishas yang berarti mengikuti jejak
atau menelusuri. Qasas juga merupakan bentuk masdar dari qassa, yaqussu,
qasasan (قص – يقص - قصصا), yang berarti urusan, berita, khabar dan
keadaan. [1]
Di dalam Al – Qur’an
kata qashshas memiliki beberapa arti antara lain :
-
Dalam surat Al Kahfi, arti qashshash
berarti mengikuti jejak dengan menelusuri bekas.
“Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula.”
Maksudnya,
kedua orang dalam ayat itu kembali lagi untuk mengikuti jejak dari mana
keduanya itu datang
-
Dalam surat Ali Imran ayat 62, arti qashshash
berarti mengikuti
“Sungguh
ini adalah kisah yang benar.”
Menurut istilah (Terminologi) qashashil qur’an adalah kisah
– kisah dalam Al – Qur’an tentang ikhwal umat – umat dahulu dan Nabi – nabi
serta peristiwa – peristiwa yang terjadi pada masa lampau, masa kini, dan masa
yang akan datang, dalam Al – qur’an banyak diceritakan umat-umat terdahulu dana
sejarah Nabi/Rasul serta ikhwal Negara dan perilaku bangsa – bangsa kaum
terdahulu. Intinya yang dimaksud dengan qashshasil qur’an adalah pemberitaan Al
– Qur’an tentang keadaan – keadaan umat manusis dan nabi pada zaman dahulu dan
peristiwa – peristiwa yang telah terjadi. [2]
Qashash Al qur’an juga berarti berita – berita tentang keadaan umat
di masa lalu, sejarah umat menyebutkan negeri – negeri dan kampung – kampung
mereka itu. Membahas bekas – bekas peninggalan tiap – tiap orang hidup
berkelompok. Menceritakan perihal mereka dalam bentuk bicara tentang apa yang
mereka kerjakan.[3]
-------------------------------------------
-------------------------------------------
[1]
Dra. Hj sauqiyah musyafa’ah, M. Ag, Studi Al – Qur’an (Surabaya; IAIN
Sunan Ampel Surabaya, 2011) hal. 275
[2]
Muchotob Hamzah. Studi Al Qur’an Komprehensif (Yogyakarta: Gama Media,
2003) 201
[3] Mana’ul
Quthan. Mabahits Fi Ulumil Qur’an (Jakarta; PT Rineka Cipta, 1995) hal
145
Al – qur’an juga menerangkan tentang manusia pertama yaitu Nabi
Adam as, tentang kehidupan surga dan neraka, serta menerangkan tentang tugas,
nama para malaikat dan keadaan di hari kiamat.
Didalam Al – Qur’an terdapat banyak surat yang mengandung qashash,
kurang lebih ada 48, contohnya antara lain : Pertama, Al – Fatihah (1) ;
Kisah para Nabi dan orang terdahulu yang menentang Allah, golongan yang
menyimpang dari islam, dan para Nabi. Kedua, Surat Al – Baqarah (2) ;
Kisah tentang penciptaan Nabi Adam as, Nabi Ibrahim, dan Nabi Musa dengan bani
israil. Ketiga, Ali Imran (3) ; Kisah Mengenai keluarga dari Imran,
terjadinya perang Badar dan Perang Uhud. Keempat, An – Nisa’ (4) ; KIsah yang menerangkan
tentang Nabi Musa dan pengikutnya. Kelima, Al – Maidah (5) ; mengenai
kisah Qabil dan Habil dan kisah Nabi Isa as. Keenam, Al – An’am (6) ; Kisah tentang umat – umat
yang menentang Rasul – rasul, Nabi Muhammad dan kisah Nabi – nabi pada umumnya,
serta kisah nabi ibrahim membimbing umatnya menuju ketauhidan.[4]
Al-Quran menceritakan berbagai polemik baik
pelaku, objek, hal, tempat, maupun waktu peristiwa tersebut terjadi dengan cara
shuratan nathigah, artinya seolah-olah pembaca merasakan apa yang dibaca/
didengarkannya
Adapun unsur-unsur kisah dalam Alquran adalah:
- Pelaku (al-Syaksy). Dalam Alquran para actor dari kisah tersebut tidak hanya manusia, tetapi juga malaikat, jin dan bahkan hewan seperti semut dan burung hud-hud.
- Peristiwa
(al-Haditsah). Unsur peristiwa merupakan unsur pokok dalam suatu
cerita, sebab tidak mungkin, ada suatu kisah tanpa ada peristiwanya.
Berkaitan peristiwa, sebagian ahli membagi menjadi tiga, yaitu a)
peristiwa yang merupakan akibat dari suatu pendustaan dan campur tangan
qadla-qadar Allah dalam suatu kisah. b) peristiwa yang dianggap luar biasa
atau yang disebut mukjizat sebagai tanda bukti kebenaran, lalu datanglah
ayat-ayat Allah, namun mereka tetap mendustakannya lalu turunlah adzab. c)
peristiwa biasa yang dilakukan oleh orang-orang yang dikenal sebagai tokoh
yang baik atau buruk, baik merupakan rasul maupun manusia biasa.
---------------------------
4 Muchotob Hamzah, Studi Al – Qur’an Kompehensif (Jawa Tengah; Gama Media yogyakarta & LP3M UNSIQ Wonosobo 2003) Hal 201 - Percakapan (Hiwar). Biasanya percakapan ini terdapat pada kisah yang banyak pelakunya, seperti kisah Nabi Yusuf, kisah Musa dsb. Isi percakapan dalam Alquran pada umumnya adalah soal-soal agama, misalnya masalah kebangkitan manusia, keesaan Allah, pendidikan dsb. Dalam hal ini Alquran menempuh model percakapan langsung. Jadi Alquran menceritakan pelaku dalam bentuk aslinya.[5]
2.1 Macam - Macam Ilmu Qashashil
Di dalam Al – Qur’an
terdapat bermacam – macam kisah, ada yang menceritakan tentang umat manusia dan
para nabi, ada yang mengisahkan tentang peristiwa – peristiwa zaman dahulu, masa kini dan masa yang
akan datang.
a
Ditinjau
dari segi waktu
-
Kisah
ghaib pada zaman dahulu (Al-qashashul ghuyub al-madhiyah)
Yaitu kisah yang mengisahkan kejadian ghaib pada masa lalu yang
tidak bisa ditangkap dengan panca indera.
Seperti : Nabi Musa, Nabi Ibrahim
-
Kisah
ghaib pada masa kini (Al-Qashshul ghuyub al-hadhirah).
Yaitu kisah yang menerangkan hal – hal ghaib pada masa kini (Meski
sejak zaman dahulu sudah ada, akan tetap ada di masa kini maupun nantinya di
masa yang akan datang). Dan yang menyingkap rahasia orang – orang munafik.
Misalnya : kisah yang menerangkan tentang Allah SWT dengan segala
sifat – sifatnya, Malaikat, Setan, Jin, kenikmatan surga, Siksaan neraka, dan
lain sebaginya.
-
Kisah
ghaib pada masa yang akan datang (Al-Qashashul ghuyub al - mustaqbilah).
Yaitu kisah yang menerangkan tentang peristiwa – peristiwa masa
yang akan datang dan yang belum terjadi pada waktu turunnya al - qur’an,
kemudian peristiwa itu benar – benar terjadi, karena itu pada masa kini berarti
peristiwa yang dikisahkan itu telah terjadi.
---------------------------------------------
[5] Fajrul Munawar. Al-Quran. (Yogyakarta; Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga. 2005.) 201
---------------------------------------------
[5] Fajrul Munawar. Al-Quran. (Yogyakarta; Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga. 2005.) 201
Contohnya : kemenangan bangsa romawi atas Persia, yang diterangkan
surah Ar – Rum : 1-4[6]
b
Ditinjau
dari segi materi
-
Pertama,
Kisah para Nabi terdahulu, kisah ini mengandung informasi tentang dakwah
mereka, mukjizat – mukjizat yang memperkuat dakwahnya, cara mereka menghadapi
musuh dalam menyebarkan agama dan perkembangan serta akibat – akibat yang
diterima oleh golongan yang mempercayai dan golongan yang mendustakan. Misalnya
Kisah Nabi Nuh, Nabi Musa, Nabi Isa dan lain sebagainya.
-
Kedua,
Kisah yang menyangkut pribadi atau golong yang kejadian itu di nukil oleh Allah
SWT. Misalnya : kisah Maryam, Qarun, Ashabul Khafi dan lain sebagainya.
-
Ketiga,
kisah – kisah yang menyangkut peristiwa – peristiwa pada masa Rasulullah SAW.
Seperti perang Badar, perang Uhud, perang Ahzab, Bani Quraizah, Bani Nadzir,
dan Zaid bin Haritsah, dan lain sebagainya.
c
Ditinjau
dari jenisnya
-
Kisah Sejarah (al-qishash
al-tarikhiyyah), berkisar tentang kisah-kisah sejarah, seperti para nabi
dan rasul.
-
Kisah sejarah/ perumpamaan (al-qishash
al-tamtlisiyah), untuk menerangkan atau memperjelas suatu pengertian, bahwa
peristiwa itu tidak benar terjadi tetapi hanya perkiraan.
-
Kisah asatir, kisah ini
untuk mewujudkan tujuan-tujuan ilmiah atau menafsirkan, fenomena yang ada atau
menguraikan masalah yang sulit diterima akal.[7]
---------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------
[6] Abdul Djalal. Ulumul Quran. (Surabaya : Dunia Ilmu,
2011) 145
[7] Rosihan Anwar, Op. Cit,. h. 67-72
3.1 Jenis – Jenis Ilmu Qashashil
Qashashil qur’an dapat di
bedakan menjadi 3 jenis antara lain :
-
Qashashul
Anbiya’ (Kisah para nabi), merupakn macam yang menghisahlkan dakwah para Rasul,
Mukjizat Rasul, sikap serta akibat dari umat manusia yang menerima dakwah
maupun yang menolaknya.
-
Qashashul
selain Nabi seperti kisah Thalut (si jangkung), Jalut, dua anak Adam, Ashabul
Kahfi, Dzul Qarnain, Qarun, Ashabus Sabti, dan lain – lain.[8]
-
Qashash
tentang mengenai peristiwa di zaman Rasulullah Saw, seperti Perang Badar,
Perang Uhud, Bai’atur Ridwan dan lain sebagainya.
-------------------------------------
[8] Dra. Hj sauqiyah musyafa’ah, M. Ag, Studi Al – Qur’an (Surabaya; IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2011) hal. 205
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Qashshashil secara bahasa adalah
mengikuti jejak, sedangkan secara istilah yaitu kisah-kisah dalam Al-Qur’an
yang menceritakan ihwal umat-umat dahulu dan nabi-nabi mereka serta
peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau, masa kini dan masa yang akan
datang
2.
Unsur – unsur dalam Al – qur’an di
antaranya : Pelaku (al-Syaksy). Peristiwa (al-Haditsah).
Percakapan (Hiwar).
3.
Macam-macam qashshasil Qur’an
ditinjau dari segi waktu yatu kisah hal-hal ghaib pada masa lalu
(al-qashshashul ghuyubal madiyah), kisah hal-hal gaib pada masa kini
(al-qashshsashul ghuyub al-hadirah), dan kisah hal-hal gaib masa yang akan
datang (al-qashshashul ghuyub al-mustaqbilah) sedangkan ditinjau dari segi
materi yaitu kisah para nabi, mukjizat, pengikut serta penentang mereka, kisah
orang-orang yang belum tentu nabi dan kelompok manusia-manusia tertentu, kisah
peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian di jaman Rosulullah.
4.
Jenis – jenis qashashul qur’an
-
Qashashul Anbiya’ (Kisah para nabi)
-
Qashashul
selain Nabi
-
Qashash
tentang mengenai peristiwa di zaman Rasulullah Saw
Daftar Pustaka
Anwar,
Rosihan Op. Cit,.
Djalal, Abdul. Ulumul Quran. 2011.
Dunia ilmu: Surabaya
Quthan, Mana’ul. Mabahits Fi Ulumil
Qur’an. Jakarta : PT Rineka Cipta. 1995
Hamzah, Muchotob. Studi Al – Qur’an Komprehensif. Yogyakarta: Gama Media. 2003.
Munawir, Fajrul dkk. Al-Quran.
Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga. 2005.
Musyafa’, Sauqiyah. Studi Al-qur’an. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Surabaya. 2011
[1]
Dra. Hj sauqiyah musyafa’ah, M. Ag, Studi Al – Qur’an (Surabaya; IAIN
Sunan Ampel Surabaya, 2011) hal. 275
[2]
Muchotob Hamzah. Studi Al Qur’an Komprehensif (Yogyakarta: Gama Media,
2003) 201
[3] Mana’ul
Quthan. Mabahits Fi Ulumil Qur’an (Jakarta; PT Rineka Cipta, 1995) hal
145
[4]
Muchotob Hamzah, Studi Al – Qur’an Kompehensif (Jawa Tengah; Gama Media yogyakarta &
LP3M UNSIQ Wonosobo 2003) Hal 201
[5] Fajrul Munawar. Al-Quran. (Yogyakarta; Pokja
Akademik UIN Sunan Kalijaga. 2005.) 201
[6] Abdul Djalal. Ulumul Quran. (Surabaya : Dunia Ilmu,
2011) 145
[7] Rosihan Anwar, Op. Cit,. h. 67-72
[8] Dra. Hj sauqiyah musyafa’ah, M. Ag, Studi Al – Qur’an
(Surabaya; IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2011) hal. 205
Post a Comment