MAKALAH
THALES
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu
Tugas Tersruktur
dalam Mata Kuliah Filsafat Umum
Oleh :
HIDAYATUR ROHMAN
NIMKO :
Dosen Pembimbing :
MAS BAHRI, M.Th.I
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
STAI TARUNA SURABAYA
2014
A.
PENDAHULUAN
Filsafat Yunani
dalam sejarah filsafat merupakan tonggak pangkal munculnya filsafat. Filsafat
muncul sekitar abad 6 SM dan disebut dengan filsafat alam. Tujuan filosofi
mereka adalah memikirkan soal alam atau proses terjadinya alam. Para filosof
pada masa itu berusaha untuk mendapatkan keterangan tentang inti dasar alam
dari daya pikirnya sendiri. Filsafat Pra Socrates adalah filsafat yang
dilahirkan karena kemenangan akal atas dongeng atau mitos-mitos yang diterima
dari agama yang memberitahukan asal muasal segala sesuatu.
Thales adalah
seorang filsuf yang mengawali sejarah filsafat barat. Thales adalah orang yang
pertama kali mengajukan thesis bahwa segala sesuatunya berasal dari air. Thales
mengatakan bahwa blok penyusun jagad raya ini adalah air. Artinya pohon, batu,
rumah semuanya muncul dari air. Makalah ini akan membahas tentang riwayat hidup
Thales. Sejarah pemikiran dan latar belakang sosial Thales, serta
pemikiran-pemikiran yang dikemukakan Thales.
Bagi kita yang
hidup pada masa sekarang mungkin hal yang dikemukakan Thales merupakan hal yang
aneh. Tapi jagad raya pada masa Thales dikelilingi oleh air, selain itu
menurutnya air dapat berubah bentuk. Air dapat membeku menjadi es, jika air
dipanaskan akan menjadi uap.
Oleh karena itu,
tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui awal terciptanya
pemikiran-pemikiran ilmiah yang mendorong kemajuan ilmu pengetahuan pada masa
Pra Socrates yaitu masa Sebelum Masehi. Dengan makalah ini, pembaca dapat
mengetahui tentang riwayat hidup seorang
filsuf pertama yang membuka cakrawala pemikiran menggunakan akal, dapat
mengetahui sejarah pemikiran dan latar belakang sosial Thales serta dapat
mengetahui pemikiran-pemikiran yang dikemukakan oleh Thales.
B.
RIWAYAT
HIDUP / PENDIDIKAN
Thales lahir
pada tahun 624-625 SM di kota Miletus yang merupakan tanah perantauan
orang-orang Yunani di Asia Kecil. Situasi Miletos yang makmur memungkinkan
orang-orang di sana mengisi waktu dengan berdiskusi dan berpikir tentang
segala. Aliran tradisi yang dianut oleh Thales adalah Filsafat Lonian, Mazhab
Miletos dan Filsafat Alam. Minat utama Thales di bidang etika, metafisika,
matematika, dan astronomi.
Thales adalah
seorang filsuf yang mengawali sejarah filsafat barat pada abad ke-6 SM. Sebelum
Thales, pemikiran Yunani dikuasai cara berpikir mitologis dalam menjelaskan
segala sesuatu. Pemikiran Thales dianggap sebagai kegiatan berfilsafat pertama
karena mencoba menjelaskan dunia dan gejala-gejala di dalamnya tanpa bersandar
pada mitos melainkan pada rasio manusia. Selain sebagai filsuf, Thales juga
dikenal sebagai ahli geometri, astronomi dan politik. Bersama dengan
Anaximandros dan anaximenes, Thales digolongkan ke dalam Mazhab Miletos.[1]
Thales berasal
dari kota pelabuhan Lonian, Miletos yang merupakan muara sungai Meander,
sekarang adalah Provinsi aydin yang masuk ke dalam negara Turki modern. Miletus
lama adalah puasat utama perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat di Yunani
Kuno. Ia juga dikenal sebagai salah satu dari tujuh orang bijakdari Yunani (
seven sages of greek ). Thales digolongkan dalam kelompok filsuf pra-socrates. [2]
Thales digelari
bapak filsafat karena dia adalah orang yang pertama mengajukan pertanyaan yang
amat mendasar yaitu “ what is the nature of the world stuff ?“ ( Apa sebenarnya
bahan alam semesta ini? ). Terlepas dari apapun jawabannya pertanyaan ini
mengangkat namanya menjadi filosof pertama. Thales menjawab air, jawabannya
sangat sederhana, karena Thales menjawab air sebagai dasar alam semesta.
Barangkali karena ia melihatnya sebagai sesuatu yang amat diperlukan dalam
kehidupan, dan menurut pendapatnya bumi terapung di atas air.[3]
Manusia yang
berasal dari Miletus ini dianggap sebagai bapak semua filosof Eropa, dan
pendiri dari pada Mazhab Milesia, dan juga yang di perkirakan mengenalkan
geometri Mesir kuno pada orang–orang
Yunani. Thilly memasukkan Thales sebagai salah seorang dari aliran
filsafat alam milesia, di samping Anaximander dan Anaximenes, yang mendekati
dari sudut hukum – hukum alam untuk memecahkan setiap persoalan, sampai pada
masalah agama dan tuhan, dengan mempercayakan pada kekuatan akal pikiran.[4]
Thales tidak
meninggalkan bukti-bukti tertulis tentang pemikran filsafatnya. Pemikiran
Thales terutama didapat melalui tulisan Aristoteles. Aristoteles mengatakan
bahwa Thales adalah orang yang pertama kali memikirkan tentang asal mula
terjadinya alam semesta. Karena itulah, thales juga dianggap sebagi perintis
filsafat alam ( natural philosophy ).
C.
SEJARAH
PEMIKIRAN DAN LATAR BELAKANG SOSIAL
Thales adalah
pemikir pertama dalam sejarah filsafat barat yang mencoba membaca gejala alam
tanpa menghubungkannya dengan kehendak para dewa yang saat itu digambarkan
dengan simbol dewa yang berbentuk dan berprilaku seperti manusia (
anthropomorphic gods ) atau dikenal sebagai dewa orang Homerian. Ia mencoba
menjelaskan berbagai gejala alam pada saat itu dengan pendekatan atau didasari
dengan prinsip-prinsip atau ide yang akan menjadi metode ilmiah modern yang
dikenal saat ini.
Thales juga
digambarkan sebagai orang yang berprilaku cukup modern, yaitu ketika ia
berinvestasi uang secara besar-besaran untuk mengadakan mesin pemeras minyak
zaitun sebelum panen raya dan menjadikannya kaya raya dari bisnis itu. Thales
juga mendapatkan predikat sebagai figur seorang entrepreneur. Dengan dukungan
kekayaannya dia dapat lebih berkonsentrasi pada filsafat dan ilmu pengetahuan
yang digemarinya saat itu yaitu pada era Yunani Kuno pada abad ke-7 SM.[5]
Thales sebagai
seorang filsuf tidak lagi mengasalkan fenomena alam dengan keberadaan dewa
dewi. Pemikiran mitologis menyatakan bahwa kejadian alam adalah diakibatkan
oleh kehendak dewa dewi. Misalkan petir dari kemarahan zeus dan badai dari
kemarahan posseidon. Dengan jenis pemikiran seperti ini ilmu pengetahuan tidak
akan pernah maju. Kejadian alam tidak masuk akal dia atasi dengan usaha-usaha
non-rasional.thales menggunakan metode yang mengandalkan pola pikir mitologis
yang untuk menjelaskan fenomena alam. dengan demikian membuka cakrawala
pemahaman baru , diamana dunia tidak hanya menyebut dewa dewi semata.[6]
Thales adalah
seorang saudagar yang sering berlayar ke negeri Mesir. Ia menemukan ilmu ukur
dan membawanya ke Yunani. Thales memiliki ilmu tentang cara mengukur tinggi
pirmid dari bayangannya, cara mengukur jauhnya kapal di laut dari sebuah
pantai, mempunyai teori tentang banjir tahunan Sungai Nil di Mesir. Thales
berhasil meramal terjadinya gerhana matahari pada tanggal 28 mei 585 SM. Oleh
karena itu, ia dikenal sebagai ahli astronomi dan metafisika. Berbagai penemuan
Thales mengiring cara berpikir manusia dari mitos-mitos kepada alam nyata yang
empirik.
Pandangan Thales
merupakan cara berpikir yang sangat tinggi, karena sebelumnya orang-orang
Yunani lebih banyak mengambil jawaban-jawaban tentang alam dengan kepercayaan
dan mitos-mitos yang dipenuhi ketakhayulan. Thales membuka alam pikiran dan
keyakinan tentang alam serta asak muasalnya, tanpa menunggu hadirnya penemuan
ilmiah atau dalil-dalil agamais. Bagi Thales semua kehidupan berasal dari air.
Air adalah causa prima dari segala yang ada yang jadi, tetapi juga akhir dari
segala yang ada dan yang jadi. Di awal air dan di ujung air, atau dengan
perkataan filosofis air adalah subrat ( bingkai ) dan substansi ( isi ).
Bertitik tolak pada pemikiran tersebut ada jurang antara hidup dengan mati.[7]
D.
PEMIKIRAN
FILSAFAT
1.
Air
sebagai Prinsip Dasar Segala Sesuatu
Thales
berpendapat bahwa air adalah unsur dasar kehidupan dan unsur dasar dunia ini.
Pendapatnya menyatakan bahwa dunia ini datar seperti papan yang mengapung di
atas air sehingga kepulauan yang berada di sekitar Miletus dianggap sebagai
bukti kebenaran bahwa bumi ini layaknya papan-papan mengapung di atas air.[8]
Pengalaman yang
dilihatnya sehari-hari dijadikan pikirannya untuk menyusun bangun alam. Sebagai
orang pesisir, dia dapat melihat setiap hari betapa laut menjadi sumber hidup.
Di Mesir, ia melihat nasib rakyat di
sana bergantung kepada air Sungai Nil. Air Sungai Nil yang menyuburkan tanah di
sepanjang alirannya, sehingga dapat didiami manusia. Jika tidak ada Sungai Nil
yang melimpahkan airnya sewaktu-waktu ke darat , negeri mesir menjadi padang
pasir. Sebagai seorang saudagar pelayar, Thales melihat kemegahan air laut,
yang menimbulkan rasa takjub. Sewaktu-waktu air laut menggulung dan
menghanyutkan, memusnahkan serta menghidupkan. Di sini dihapuskannya segala
yang hidup. Akan tetapi, bibit dan buah kayu-kayuan yang ditumbangkannya itu
dihanyutkan dan dihantarkannya ke pantai tanah lain. Bibit dan buah tumbuh di
sana, kemudian menjadi tanaman hidup.[9]
Pendapat Thales
bahwa segala sesuatu berasal dari air juga disebabkan oleh pandangannya yang
menganggap bahwa semua bahan makanan dan semua makhluk hidup mengandung air,
serta semuanya memerlukan air untuk hidup. Selain itu, air adalah zat yang
dapat berubah-ubah bentuk ( padat, cair dan gas ) tanpa menjadi berkurang.
2.
Pandangan
Tentang Jiwa
Naluriah imanen Thales adalah animisme, yang mempercayai
bahwa bukan hanya yang hidup saja mempunyai jiwa. Aristoteles menamakan
pendapat Thales yang menyatakan bahwa jagad raya ini memiliki jiwa dengan nama
hylezoisme. Dalam pandangan Thales, animisme ialah kepercayaan bahwa bukan saja
barang yang hidup mempunyai jiwa, tetapi juga benda mati. Kepercayaan Thales
tersebut didasari oleh pengalamannya, besi berani dan batu api yang digosok
sampai panas dapat menarik barang yang berada di dekatnya.[10]
Karena itulah Thales mempunyai pandangan bahwa segala sesuatu mempunyai jiwa.
3.
Teorema
Thales
Di
dalam geometri, Thales dikenal karena menyumbangkan apa yang disebut teorema
Thales, kendati belum tentu seluruhnya merupakan buah pikiran aslinya. Teorema
Thales berisi sebagai berikut:
BC AC AB
a. Sebuah lingkaran terbagi dua sama
besar oleh diameternya
b. Sudut bagian dasar dari sebuah
segitiga samakaki adalah sama besar.
c. Jika ada dua garis lurus
bersilangan, maka besar kedua sudut yang saling berlawanan akan sama.
d. Sudut yang terdapat di dalam
setengah lingkaran adalah sudut siku-siku.
e. Sebuah segitiga terbentuk bila
bagian dasarnya serta sudut-sudut yang bersinggungan dengan bagian dasar
tersebut telah ditentukan.
Thales menggunakan teorema tersebut
untuk mengukur tinggi piramid dengan cara mengukur bayangan piramid yang
terjadi akibat sinar matahari.
4.
Pandangan
Politik
Berdasarkan catatan Herodotus, Thales pernah memberikan nasihat kepada orang-orang Ionia
yang sedang terancam oleh serangan dari Kerajaan
Persia pada
pertengahan abad ke-6 SM. Thales menyarankan orang-orang Ionia untuk membentuk pusat pemerintahan
dan administrasi bersama di kota Teos yang memiliki posisi sentral di seluruh
Ionia. Di dalam sistem tersebut, kota-kota lain di Ionia dapat dianggap seperti
distrik dari keseluruhan sistem pemerintahan Ionia. Dengan demikian, Ionia
telah menjadi sebuah polis yang bersatu dan tersentralisasi.[11]
E.
PENUTUP
Thales adalah
seorang filsuf yang mengawali sejarah filsafat barat pada abad ke-6 SM. Sebelum
Thales, pemikiran Yunani dikuasai cara berpikir mitologis dalam menjelaskan
segala sesuatu. Pemikiran Thales dianggap sebagai kegiatan berfilsafat pertama
karena mencoba menjelaskan dunia dan gejala-gejala di dalamnyatanpa bersandar
pada mitos melainkan pada rasio manusia. Selain sebagai filsuf, Thales juga
dikenal sebagai ahli geometri, astronomi dan politik. Bersama dengan
Anaximandros dan anaximenes, Thales digolongkan ke dalam Mazhab Miletos.
Pemikiran Thales
mengawali pemikiran yang ilmiah. Thales menggunakan metode yang mengandalkan
pola pikir untuk menjelaskan fenomena alam. Dengan demikian Thales membuka
cakrawala pemahaman baru, dimana dunia tidak hanya sekedar menyebut dewa dewi
semata.
Pemikiran-pemikiran
filsafat Thales :
a) Air sebagai prinsip dasar segala
sesuatu
Argumentasi Thales terhadap
pandangan tersebut adalah dunia ini datar seperti papan yang
mengapung di atas air sehingga kepulauan yang berada di sekitar Miletus
dianggap sebagai bukti kebenaran bahwa bumi ini layaknya papan-papan mengapung
di atas air dan semua makhluk hidup mengandung air.
b) Pandangan tentang jiwa
Thales berpendapat bahwa segala
sesuatu di jagad raya ini mempunyai jiwa. Jiwa tidak hanya terdapat pada benda hidup,
tetapi juga pada benda mati.
c) Teorema
Thales
Teorema
Thales dikenal dalam bidang geometri.
d) Pandangan
politik
Thales
menyarankan orang-orang Lonia untuk membentuk pusat pemerintahan dan
administrasi di kota Teos yang memiliki posisi sentral di seluruh lonia.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul
hakim,Atang.dkk.2008Filsafat Umum dari
Mitologi sampai Teofilosofi,Bandung:CV.PUSTAKA
SETIA,Cet.ke-1
Ari
Yuana,Kumara.2010.The Greatest
Philosophers.Yogyakarta:CV.ANDI OFFSET
Tafsir,Ahamad.1990.Filsafat Umum Akal dan Hati sejak Thales
sampai Capra.bandung:PT.REMAJA
ROSDAKARYA
Syaifullah,Ali.Antara Filsafat dan Pendidikan Pengantar
Filsafat Pendidikan.Surabaya:Usaha
Nasional
Catatan kaki
[2] Kumara Ari Yuana,THE GREATEST
PHILOSOPHERS,(Yogyakarta:CV.ANDI OFFSET,2010)hal:2
[3] Ahmad
Tafsir,Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak
Thales sampai Capra,(Bandung:PT.Remaja Rosdakarya,1990)hal.48
[4] Ali
Syaifullah,Antara Filsafat dan Pendidikan
Pengantar
Filsafat Pendidikan(Surabaya:Usaha
Nasional)hal.60
[5] Kumara
Ari Yuana,THE GREATEST PHILOSOPHERS,(Yogyakarta:CV.ANDI
OFFSET,2010)hal:2
[6]
http://filsafatilmu.com/artikel/teori/sejarah-fisika-para-filsuf-alam-yunani-kuno-thales
[7] Atang
abdul Hakim,dkk.Filsafat Umum dari
Mitologi sampai Teofilosofi(Bandung:CV.Pustaka
Setia,2008)Cet.ke-1.hal.147-148
[8] Kumara
Ari Yuana,THE GREATEST PHILOSOPHERS,(Yogyakarta:CV.ANDI
OFFSET,2010)hal:3
[9] Atang
abdul Hakim,dkk.Filsafat Umum dari
Mitologi sampai Teofilosofi(Bandung:CV.Pustaka Setia,2008)Cet.ke-1.hal.150
[10] Atang
abdul Hakim,dkk.Filsafat Umum dari
Mitologi sampai Teofilosofi(Bandung:CV.Pustaka Setia,2008)Cet.ke-1.hal.148-151
Post a Comment