Oleh,
Bohri Rahman, Lc.
HARAPAN
dan tujuan hidup setiap manusia di dunia ini adalah, untuk memperoleh tempat
terindah setelah kematiannya kelak, mendapatkan kenikmatan dan kebahagian
hakiki, surga Allah SWT yang penuh keindahan disana. Karena itu merupakan tujuan utama kehidupan
manusia di alam fana.
Tidak
ada seorang manusiapun yang ingin terjerumus kedalam siksaan pedih api neraka.
Namun sangat disayangkan, tujuan utama itu terkadang hanya dijadikan
angan-angan dan hayalan belaka oleh mayoritas manusia tanpa menempuh jalan dan
beramal saleh yang membawa dirinya masuk ke dalam Surga. Tentu tindakan dan
sikap seperti ini merupakan hal yang lucu bahkan termasuk golongan yang tidak tahu
diri. Naudzubillahi mindzalik.
Surga
hanya diperuntukkan sebagai ganjaran bagi hamba-hamba Allah yang saleh, yang
taat terhadap perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Allah swt
menceritakan berbagai macam fasilitas dan kenikmatan yang didapatkan di dalam
surga agar manusia tertarik dan termotivasi untuk beramal saleh, bergegas untuk
beribadah dan berlomba dalam kebaikan. Ketika kita membuka lembaran-lembaran
ayat suci al Quran, kita menemukan bahwa Allah SWT ketika menyebut amalan
shaleh, Dia mengiringinya dengan menyebut ganjaran pahala dan perolehan surga
yang dihiasai dengan sungai-sungai yang mengalir di bawahnya, berbagaimacam
buah-buahan kesukaan manusia, kebun yang indah, istana megah yang terbuat dari
emas dan mutiara, tempat tidur, permadani dan bantal dari emas
dan permata. Tak ada kehidupan yang paling indah selain di alam surga
sana.
Selain
itu, Allah SWT juga menceritakan bahwa di dalamnya terdapat bidadari-bidadari
cantik bermata jeli yang menjadi isteri bagi kaum Adam yang berada di Surga.
Dalilnya adalah firman Allah SWT dalam surat Ar rahman, ayat 46-54. dan surat
al Waaqi’ah, ayat 11-40.
Allah
juga berfirman :
إِلَّا عِبَادَ
اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ (40) أُولَئِكَ لَهُمْ رِزْقٌ مَعْلُومٌ (41) فَوَاكِهُ وَهُمْ
مُكْرَمُونَ (42) فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ (43) عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ (44) يُطَافُ
عَلَيْهِمْ بِكَأْسٍ مِنْ مَعِينٍ (45) بَيْضَاءَ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ (46) لَا
فِيهَا غَوْلٌ وَلَا هُمْ عَنْهَا يُنْزَفُونَ (47) وَعِنْدَهُمْ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ
عِينٌ (48) كَأَنَّهُنَّ بَيْضٌ مَكْنُونٌ (49)
Tetapi
hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). Mereka itu memperoleh rezki
yang tertentu, yaitu buah-buahan. Dan mereka adalah orang-rang yang dimuliakan,
di dalam surga-surga yang penuh nikmat, di atas tahta tahta kebesaran
berhadap-hadapan. Diedarkan kepada mereka gelas yang berisi khamer dari sungai
yang mengalir. Warnanya putih bersih, sedap rasanya bagi orang orang yang
minum. Tidak ada dalam khamer itu al kohol dan mereka tiada mabuk karenanya.
Disisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita
matanya, seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan
baik. ( QS : Ash Shaaffaat, 40-49).
Kenapa
Allah SWT menceritakan Bidadari bermata jeli yang merupakan isteri untuk kaum
lelaki surga dan tidak menceritakan suami-suami untuk kaum wanita?
Allah
menciptakan putera-putera Adam dengan tabiat yang unik, yaitu sangat tertarik
dan senang terhadap wanita yang cantik. Anak Adam ini sanggup berkorban dan
melakukan apa saja untuk mendapatkan wanita yang disukainya, Maka Allah swt
menyebut para bidadari yang cantik, bermata jeli sebagai ganjaran bagi mereka
yang beriman. Dengan tujuan, agar anak Adam yang penuh ego ini tertarik dan
berlomba-lomba beribadah kepada Allah, antusias beramal shaleh, dan berbuat
baik terhadap sesama dan lingkungan alam sekitarnya.
Berbeda
dengan perempuan yang memiliki sifat pemalu, bahkan sangat malu sekali. Tabiat
wanita sekalipun suka terhadap lelaki namun perasaan malu yang dimilikinya
dapat menahan dirinya untuk menampakan rasa suka itu. Dengan demikian Allah SWT
tidak mendorong dan memotivasi kaum hawa untuk beramal shaleh dengan cara
menceritakan ganjaran yang membuat mereka malu ketika dibaca atau didengar.
Misalnya, dengan menceritakan keperkasaan, ketampanan, keanggunan, dan
keshalehan pasangan yang mereka dapatkan di surga kelak.
Allah
SWT tidak memotiviasi mereka dengan hal seperti itu. Namun dengan tidak
menyebut pasangan yang mereka dapatkan, bukan berarti Allah SWT tidak
memberikan pasangan di surga. Wanita shalehah yang tidak menikah di dunia atau
wanita shalehah yang sudah menikah di dunia tetapi suaminya kelak masuk nereka,
mereka akan mendapatkan pasangan lelaki perkasa, tampan, penuh romantis dari
golongan manusia yang menyejukan hati dan pandangan mata mereka di dalam surga.
Bagaimanapun cantik jelitanya bidadari di Surga sana, namun tetap lebih cantik
dan mulia wanita shalehah yang pernah hidup di dunia. Disebabkan ibadah dan
ketaatan yang mereka lakukan semasa hidup di dunia. Mereka tidak akan mengalami
rasa letih, tidak akan tua dan mereka akan tetap perawan selama-lamanya.
Subhanallah…
Rasulullah
saw bersabda :
عن عائشة رضي الله
عنها قالت : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إن الجنة لا يدخلها عجوز إن الله إذا
أدخلهن الجنة
حولهن أبكارًا.
Dari
Aisyah Radhiyallahu anha, rasulullah saw bersabda : Sungguh surga itu tidak
dimasuki oleh perempuan tua, sesungguh Allah apabila memasukan mereka kedalam
surga Dia akan merubahnya menjadi perawan-perawan. ( HR Ath Thabrani )
Hadis
ini dhaif, karena di dalam sanadnya terdapat perawi bernama Mus’idah Bin al
Yasa’, dia adalah perawi lemah. Begitu penuturan Ibnu Hajr al Haitsami dalam
kitab Majmauz zawaidnya.
Di
dalam surga tidak ada seorangpun manusia yang tidak memperoleh pasangan, baik
laki-laki maupun perempuan. Sebagaimana hadis Rasulullah saw yang diriwayatkan
oleh Imam Muslim dalam kitab shahihnya dari Abu Hurairah radhiallahu ‘ahu
beliau bersabda,
,وَمَا فِى الْجَنَّةِ
أَعْزَبُ
Tidak
ada seorang pun di dalam surga itu yang sendirian (tidak mempunyai pasangan).
Jadi
baik laki-laki atau perempan penghuni surga yang tidak mendapatkan pasangan di
dunia, Allah akan menikahkan mereka di surga kelak dengan pasangan penghuni
surga. Tidak usah merasa terzolimi karena sekedar Allah tidak menyebutkan
pasangan bagi kaum perempuan di Surga kelak. Allah SWT Maha Adil terhadap hamba
Nya, tak ada seorang hambapun yang dizolimi Nya.
Penulis
adalah Alumnus Universitas Al Azhar Kairo dan kontributor ISCO (Islamic Studies
Center Online)
Post a Comment