MAKALAH
ILMU FILSAFAT PENDIDIKAN
Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Filsafat Umum ”
Di Susun oleh :
Hidayatur Rohman
Pembimbing
Mas Bahri, M.Th
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM TARUNA
SURABAYA
2015
KATA
PENGANTAR
Asalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji
syukur kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat dan karunianya kepada penulis
untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini berjudul “ Ilmu
Filsafat Pendidikan“. Tugas ini sangat bermutu sebagai pemula bagi penulis
untuk memahami Ilmu Filsafat Pendidikan yang ada di Negara ini.
Penulis
memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan
Terima kasih atas dukungan dan kepercayaan
yang begitu besar. Karena dari sinilah kesuksesan ini berawal, semoga semua ini
bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik
lagi. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir
kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Subaya , 11
Maret 2015
Di
zaman Yunani, filsafat bukan merupakan suatu disiplin teoritis dan spesial,
akan tetapi suatu cara hidup yang kongkret, suatu pandangan hidup yang total
tentang manusia dan tentang alam yang menyinari seluruh kehidupan seseorang.
Selanjutnya, dengan kehidupan atau perkembangan peradaban manusia dan problema
yang di hadapinya, pengertian yang bersifat teoritis seperti yang di lahirkan
filsafat Yunani itu kehilangan kemampuan untuk memberi jawaban yang layak
tentang kebenaran peradaban itu telah menyebabkan manusia melakukan loncatan
besar dalam bidang sains, teknologi, kedokteran dan pendidikan.
Perubahan
itu mendorong manusia memikirkan kembali pengertian tentang kebenaran. Sebab
setiap terjadi perubahan dalam peradaban akan berpengaruh terhadap sistem nilai
yang berlaku, karena antara perubahan peradaban dengan cara berfikir manusia
terdapat hubungan timbal balik. Pendidikan adalah upaya mengembangkan
potensi-potensi manusiawi peserta didik. Karenanya pendidikan bertujuan
menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan, organis, dinamis, guna
mencapai tujuan hidup kemanusiaan, melalui filsafat kependidikan. Filsafat
pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah
pendidikan.
1.
Pengertian Filsafat
Pendidikan
2.
Hubungan Filsafat dengan
Filsafat Pendidikan
3.
Ruang Lingkup Filsafat
4.
Aliran-Aliran Filsafat
Pendidikan
1.
Untuk Mengetahui pengertian
filsafat
2.
Untuk Mengetahui Hubungan
Filsafat dengan Filsafat Pendidikan
3.
Untuk Mengetahui Ruang
Lingkup Filsafat
4.
Untuk Mengetahui
Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan
PEMBAHASAN
Pendidikan Filsafat pendidikan
adalah aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat sebagai jalan
untuk mengatur, menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan. Artinya,
filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang
diupayakan untuk mencapainya. Dalam hal ini, filsafat, filsafat pendidikan, dan
pengalaman kemanusiaan merupakan faktor yang integral. Filsafat pendidikan juga
bisa didefinisikan sebagai kaidah filosof dalam bidang pendidikan yang
menggambarkan aspek-aspek pelaksanaan falsafah umum dalam upaya memecahkan
persoalan-persoalan pendidikan secara peraktis.
Menurut Jhon Dewey, filsafat
pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang fudamental, baik
yang menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan (emosional)
menuju tabiat manusia. Menurut Imam Barnadib filsafat pendidikan merupakan ilmu
yang pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang
pendidilkan. Baginya filsafat pendidikan merupakan aplikasi suatu analisis
filosof terhadap pendidikan. Dengan demikian, dari uraian di atas dapat kita
tarik suatu pengertian bahwa filsafat pendidikan sebagai ilmu pengetahuan
normatif dalam bidang pendidikan merumuskan kaidah-kaidah norma-norma dan atau
ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia dalam
hidup dan kehidupannya. Filsafat, jika dilihat dari fungsinya secara peraktis,
adalah sebagai sarana bagi manusia untuk dapat memecahkan berbagai problematika
kehidupan yang dihadapinya, termasuk dalam
Pandangan fislafat pendidikan
sama dengan perananya merupakan landasan filosofis yang menjiwai seluruk
kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan. Dimana landasan filsofis merupakan
landasan yang berdasarkan atas filsafat. Landasan filsafat menalaah sesautu secara
radikal, menyeluruh, dan konseptual tentang religi dan etika yang bertumpu pada
penalran. Oleh karena itu antara filsafat dengan pendidikan sangat erat
kaitannya, dimana filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan
masyarakat sedangkan pendidikan berusahan mewujudkan citra tersebut.
1. Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal.
Sedangkan filsafat pendidikan objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan
saja
2. Filsafat hendak memberikan pengetahuan/ pendiidkan atau
pemahaman yang lebih mendalam dan menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak
begitu mendalam
3. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang
khusus, mempersatukan dan mengkoordinasikannya
4. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat
pendidikan tetapi sudut pandangannya berlainan
Brubacher (1950) mengemukakan
tentang hubungan antara filsafat dengan filsafat pendidikan, dalam hal ini
pendidikan : bahwa filsafat tidak hanya melahirkan sains atau pengetahuan baru,
melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat merupakan kegiatan
berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebijakan dankearifan. Sedangkan
filsafat pendidikan merupakan ilmu ayng pad ahakekantya jawab dari
pertanyaa-pertanyaan yagn timbul dalam lapangan pendidkan. Oleh karen aberisfat
filosofis, dengan sendirinya filsafat pendidikan ini hakekatnya adalah
penerapan dari suatu analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan.
Dalam menerapkan filsafat pendidikan,
seorang guru sebagai pendidik dia mengharapkan dan mempunyai hak bahwa
ahli-ahli filsafat pendidikan menunjukkan dirinya pda masalah pendiidkan pad
aumumnya serta bagaimna amasalah itu mengganggu pada penyekolhan yang
menyangkut masalah perumusan tujuan, kurkulum, organisasi sekolah dan
sebagainya.
Dan para pendidik juga
mengahrapkan dari ahli filsafat pendiidkan suatu klasifikasi dari uraian lebih
lanjut dari konsep, argumen dirinya literatur pendidikan terutam adalam
kotraversi pendidikan sistem-sistem, pengjuian kopetensi minimal dan kesamaan
kesepakatan pendidikan.
Oleh karena itu di simpulkan bahwa filsafat merupakan arah
dan pedoman atau pijakan dasar bagi ilmu yang pada hakikatnya merupakan jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan yang merupakan penerapan
analisis filosofis dalam lapangan pendidikan .
Dalam pengertian yang luas,
filsafat bertujuan memberikan pengertian yang dapat diterima oleh manusia
mengenai konsep-konsep hidup secara ideal dan mendasar bagi manusia agar
mendapatkan kebahagian dan kesejahteraan. Dari uraian di atas, dapat dikatakan
bahwa ruang lingkup filsafat adalah semua lapangan pemikiran manusia yang
komprehensif. Segala sesuatu yang mungkin ada dan benar-benar ada (nyata), baik
material konkret maupun nonmaterial (abstrak). Jadi, objek filsafat itu tidak
terbatas.
Secara makro, apa yang menjadi
objek pemikiran filsafat, yaitu permasalahan kehidupan manusia, alam semesta,
dan alam sekitarnya, juga merupakan objek pemikiran filsafat pendidikan. Namun
secara mikro, ruang lingkup filsafat pendidikan meliputi:
1. Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan (the nature of
education)
2. Merumuskan sifat hakikat manusia, sebagai subjek dan objek
pendidikan (the nature of man).
3. Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat
pendidikan, agama dan kebudayaan.
4. Merumuskan secara hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan,
teori dan pendidikan.
5. Merumuskan hubungan antara filsafat negara (ideologi), filsafat
pendidikan dan politik pendidikan (sistem pendidikan)
6. Merumuskan sistem sistem nilai-norma atau isi moral pendidikan
yang merupakan tujuan pendidikan. Dengan demikian, dari uraian di atas
diperoleh suatu kesimpulan bahwa yang menjadi ruang lingkup filsafat pendidikan
ialah semua aspek yang berhubungan dengan upaya manusia untuk mengerti dan
memahami hakikat pendidikan yang baik dan bagai mana tujuan pendidikan itu
dapat dicapai seperti yang di cita-citakan.
Para ahli mengatakan bahwa ruang lingkup dari ilmu filsafat
yaitu :
1.
Tentang hal mengerti, syarat-syaratnya dan metode-metodenya.
2.
Tentang ada dan tidak ada.
3.
Tentang alam, dunia dan seisinya.
4.
Menentukan apa yang baik dan apa yang buruk.
5.
Hakikat manusia dan hubungannya dengan sesama makhluk lainnya.
6.
Tuhan tidak dikecualikan.
Filsafat itu erat hubungannya
dengan pengetahuan biasa, tetapi mengatasinya karena dilakukan dengan cara
ilmiah dan mempertanggungjawabkan jawaban-jawaban yang diberikannya.
Beberapa Aliran Filsafat
Pendidikan Berikut aliran-aliran dalam filsafat pendidikan:
Filsafat
idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi, bukan fisik.
Pengetahuan yang diperoleh melaui panca indera adalah tidak pasti dan tidak
lengkap. Aliran ini memandang nilai adalah tetap dan tidak berubah, seperti apa
yang dikatakan baik, benar, cantik, buruk secara fundamental tidak berubah dari
generasi ke generasi. Tokoh-tokoh dalam aliran ini adalah: Plato, Elea dan
Hegel, Emanuael Kant, David Hume, Al Ghazali.
Realisme
merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualitis. Realisme
berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik dan dunia
ruhani. Realisme membagi realitas menjadi dua bagian, yaitu subjek yang
menyadari dn mengetahui di satu pihak dan di pihak lainnya adalah adanya
realita di luar manusia, yang dapat dijadikan objek pengetahuan manusia.
Beberapa tokoh yang beraliran realisme: Aristoteles, Johan Amos Comenius,
Wiliam Mc Gucken, Francis Bacon, John Locke, Galileo, David Hume, John Stuart
Mill
Materialisme
berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi, bukan rohani, spiritual atau
supernatural. Beberapa tokoh yang beraliran materialisme: Demokritos, Ludwig
Feurbach. 4. Filsafat Pendidikan Pragmatisme Pragmatisme dipandang sebagai
filsafat Amerika asli. Namun sebenarnya berpangkal pada filsafat empirisme
Inggris, yang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa yang manusia
alami. Beberapa tokoh yang menganut filsafat ini adalah: Charles sandre Peirce,
wiliam James, John Dewey, Heracleitos.
Filsafat
ini memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu. Secara umum,
eksistensialisme menekankn pilihan kreatif, subjektifitas pengalaman manusia
dan tindakan kongkrit dari keberadaan manusia atas setiap skema rasional untuk
hakekat manusia atau realitas. Beberapa tokoh dalam aliran ini : Jean Paul
Satre, Soren Kierkegaard, Martin Buber, Martin Heidegger, Karl Jasper, Gabril
Marcel, Paul Tillich.
Progresivisme
bukan merupakan bangunan filsafat atau aliran filsafat yang berdiri sendiri,
melainkan merupakan suatugerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun
1918. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini
mungkin tidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak
bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan. Beberapa tokoh dalam aliran
ini : George Axtelle, william O. Stanley, Ernest Bayley, Lawrence B.Thomas,
Frederick C. Neff.
Esensialisme
adalah suatu filsafat pendidikan konservatif yang pada mulanya dirumuskan
sebagai suatu kritik pada trend-trend progresif di sekolah-sekolah. Mereka
berpendapat bahwa pergerakan progresif telah merusak standar-standar
intelektual dan moral di antara kaum muda. Beberapa tokoh dalam aliran ini:
william C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed dan Isac L. Kandell.
Merupakan
suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad kedua puluh. Perenialisme
lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. Mereka menentang
pandangan progresivisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru.
Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan,
ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral,
intelektual dan sosio kultual. Oleh karena itu perlu ada usaha untuk
mengamankan ketidakberesan tersebut, yaitu dengan jalan menggunakan kembali
nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum
yang telah menjadi pandangan hidup yang kukuh, kuat dan teruji. Beberapa tokoh
pendukung gagasan ini adalah: Robert Maynard Hutchins dan ortimer Adler.
Rekonstruksionisme
merupakan kelanjutan dari gerakan progresivisme. Gerakan ini lahir didasarkan
atas suatu anggapan bahwa kaum progresif hanya memikirkan dan melibatkan diri
dengan masalah-masalah masyarakat yang ada sekarang. Rekonstruksionisme dipelopori
oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun 1930, ingin membangun masyarakat
baru, masyarakat yang pantas dan adil. Beberapa tokoh dalam aliran ini:
Caroline Pratt, George Count, Harold Rugg.
Filsafat pendidikan adalah
aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat sebagai jalan untuk
mengatur, menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan. Ruang lingkup
filsafat adalah semua lapangan pemikiran manusia yang komprehensif. Segala
sesuatu yang mungkin ada dan benar-benar ada (nyata), baik material konkret
maupun nonmaterial (abstrak). Jadi, filsafat pendidikan merupakan jiwa dan
pedoman dasar pendidikan
Dalam
penyusunan makalah ini, kami selaku penyusun tentunya mengalami banyak kekeliruan
dan kesalahan-kesalahan baik dala ejaan, pilihan kata, sistematika penulisan
maupun penggunaan bahasa yang kurang di pahami.
Untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, di
karenakan kami masih dalam tahap pembelajaran.
Http:// forum.indonesiamengajar.org aliran-aliran dalam
filsafat pendidikan - forum indonesia mengajar
Http:// www.unpas.ac.id
Post a Comment