MAKALAH I’JAZUL AL-QUR’AN



MAKALAH
I’JAZUL AL-QUR’AN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Studi Al-Qur’an







Di Susun oleh :
Hidayatur Rohman

Pembimbing
DR. H. Nasiri, M.HI


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH TARUNA
SURABAYA
2014







KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam.
Kemudian dari pada itu, kami sadar bahwa dalam menyusun makalah ini banyak yang membantu terhadap usaha kami, mengingat hal itu dengan segala hormat kami sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1.      Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini Bapak DR. H. Nasiri, M.HI
2.      Teman – teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah.
Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut kami hanya dapat berdo'a dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi amal soleh di mata Allah SWT. Amin.
Dan dalam penyusunan makalah ini kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu kami mengharapkan kritikan positif, sehingga bisa diperbaiki seperlunya.
Akhirnya kami tetap berharap semoga makalah ini menjadi butir-butir amalan kami dan bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi seluruh pembaca. Amin Yaa Robbal 'Alamin.
  (PENYUSUN)

DAFTAR ISI

Halaman Judul       ........................................................................................     I
Kata Pengantar      ........................................................................................    II
Daftar Isi                ........................................................................................    III

BAB I          PENDAHULUAN
                     A. Latar Belakang Masalah     ....................................................  1
                     B. Rumusan Masalah    ..............................................................   2
                     C. Tujuan Masalah       ...............................................................   2

BAB II          PEMBAHASAN
                      PEMBUKUAN DAN TERJEMAH AL-QUR’AN
                      A.  Pengertian I’jazul Qur’an    ..................................................  3
                      B.  Pendapat Ulama’ Mengenai I’jazul qur’an   ........................  4
                      C.  Kadar Kemu’jizatan Al-qur’an       ......................................  5
                      D.  Aspek-Aspek Kemu’jizatan Al-qur’an.................................  8
BAB IIII       PENUTUP
                       Kesimpulan      .......................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA            .........................................................................  15



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
      Kehadiran al-Quran yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw, merupakan sebuah Maha Karya yang Agung dari Allah Swt sebagai sebuah landasan dan pedoman arahan hidup manusia.
      Dengan kedatangan al-Qur’an yang original dari Allah yang disampaikan oleh Nabi Muhammad merupakan penyempurna terhadap kitab-kitab sebelumnya. Ini merupakan bukti kemukjizatan al-Qur’an yang tiada seorang pun yang dapat menirunya dan mendatangkan hal yang semisalnya.
      Dengan ini kemu’jizatan al-Qur’an merupakan sebuah keistimewaan sekaligus sebuah kekuatan yang dapat melemahkan manusia untuk bisa mendatangkan yang sejenis dengan al-Qur’an. Kemu’’jizatan al-Qur’an sebagai mana yang dikemukakan oleh Quraish Shihab nampak dalam tiga hal pokok.
      Kemu’’jizatan al-Qur’an sebagai mana yang dikemukakan oleh Quraish Shihab:
        1. Pada redaksinya yang mencapai puncak tertinggi dari sastra Arab.
        2. Kandungan ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin yang  diisyaratkan.
        3. Ramalan yang diungkapkan, yang sebagian telah terbukti   kebenarannya.

      Dalam makalah ini kami mencoba memberikan secara umum pengertian mengenai I’jazul Qur’an yang dikaji dari beberapa referensi dan literatur al-qur’an. Sehingga kita sedikit terbantu dalam memahami kemujizatan al-Qur’an, baik pengertiannya, pendapat para ulama’, aspek-aspeknya maupun kadar kemu’jizatannya.


B. Rumusan Masalah
     1. Apa pengertian i’jazul qur’an ?
     2. Bagaimana pendapat ulama’ mengenai i’jazul qur’an ?
     3. Bagaimana kadar kemu’jizatan al-qur’an ?
     4. Apa aspek-aspek kemu’jizatan al-qur’an ?
C. Tujuan Masalah
          1. Untuk Mengetahui pengertian i’jazul qur’an
        2. Untuk Mengetahui pendapat ulama’ mengenai i’jazul qur’an
      3. Untuk Mengetahui kadar kemu’jizatan al-qur’an
      4. Untuk Menegatahui aspek-aspek kemu’jizatan al-qur’an



BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian I’jazul Qur’an
1)  I’jaz Secara Bahasa : Berasal dari kata (عَجِزَ- يَعْجِزُ) yang artinya menetapkan kelemahan yang membuat sesuatu atau pihak lain tak berdaya.. Kelemahan menurut pengertian umum ialah ketidakmampuan mengerjakan sesuatu, lawan dari (قدرة) (potensi, power, kemampuan).
2) I’jaz Secara Istilah    :  Penampakan kebenaran pengklaiman kerasulan nabi Muhammad SAW dalam ketidakmampuan orang Arab untu menandingi mukjizat  nabi     yang    abadi,  yaitu    al-Quran.
               Jadi, yang dimaksud I’jaz dalam pembahasan ini ialah menampakkan kebenaran Nabi dalam pengakuannya sebagai seorang Rasul, dengan menampakkan kelemahan orang Arab untuk menghadapi mukjizatnya yang abadi, yaitu Al-Qur’an, dan kelemahan generasi-generasi sesudah mereka dan mukjizat adalah sesuatu hal luar biasa yang disertai tantangan dan selamat dari perlawanan.
          Al-Qur’an adalah mu’jizat terbesar yang diberikan Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw. Ini dapat disaksikan oleh seluruh umat manusia sepanjang masa dan memang beliau diutus oleh Allah untuk keselamatan seluruh manusia. Allah menjamin keselamatan dan kemurnian al-Quran. Kemu’jizatan al-Qur’an antara lain terletak pada segi fashahah dan balaghahnya, susunan dan gaya bahasanya, serta isinya yang tiada tandingannya.[1]
         

           Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya sengaja menantang seluruh manusai dan
jin untuk membuat yang serupa dengan al-Qur’an. Allah berfirman :

قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الإِنْسُ وَالجِنُّ عَلَى أَنْ يأْتوابِمِثْلِ هذَاالقُرْآنِ لاَيأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْكَانَ بَعْضَهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا (الإسراء:88)  
                          
Artinya: Katakanlah sesungguhnya bila manusia dan jin berkumpul untuk membuat (sesuatu) yang serupa dengan al-Qur’an, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia sekalippun sebagian mereka menjadi penolong yang lain (QS. 17:88)[2]
B. Pendapat Para Ulama’ Mengenai I’jazul Qur’an
              Setelah para ulama sepakat bahwa kemu’jizatan al-Qur’an itu karena dzatnya, serta tidak seorangpun yang sanggup mendatangkan sesuatu yang sebanding dengannya, maka pandangan ulama berbeda-beda dalam meninjau segi kemu’jizatannya.
·         Sebagian ulama berpendapat bahwa segi kemu’jizatan al-Qur’an adalah   sesuatu yang terkandung dalam al-Qur’an itu sendiri, yaitu susunan yang asing yang berbeda dengan susunan orang arab pada umumnya.
·          Sebagian yang lain berpendapat bahwa segi kemu’jizatan itu terkandung dalm lafadz-lafadznya yang jelas, redaksinya yang bersastra dan susunannya yang indah, karena al-Qur’an sastranya termasuk yang tidak ada bandingannya.
·         Ulama lain berpendapat bahwa kemu’jizatan itu karena al-Qur’an terhinadar dari adanya pertentangan, serta mengandung arti-arti yang lembut dan hal-hal yang ghaib di luar kemampuan manusia dan di luar kekuasaan mereka untuk mengetahui nya, seperti halnya al-Qur’an bersih dan selamat dari pertentangan dan perselisihan pendapat.
·         Ada lagi yang berpendapat bahwa kemu’jizatan al-Qur’an adalah karena adanya keistimewaan-keistimewaan yang nampak dan keindahan-keindahan yang menarik yang terkandung dalam al-Qur’an, baik permulaan, tujuan, maupun dalam menutup setiap surat.[3]
·         Jumhur kaum Muslimin berpendapat bahwa al-Qur’an sendiri merupakan mu’jizat (mu’jizat bidzatihi). Maksudnya al-Qur’an dengan seluruh yang ada di dalamnya, termasuk struktur kalimat, balaghah, bayan (penjelasan), perundang-perundangan (tasyri’), berita-berita ghaib dan persoalan-persoalan lain yang merupakan mu’jizat, telah menyebabkan seluruh manusia tidak mampu membuat yang serupa dengannya.[4]
·         Syaikh az-Zarqani dalam Manahilul Irfan, yang sebagian pernah dituturkan oleh al-Qurtubi, menjelaskan bahwa kemu’jizatan al-Qur’an itu karena ia memiliki uslub yang sangat berbeda dengan uslub yang ada dalam tata bahasa orang Arab. Juga bentuk undang-undang bikinan manusia.
C. Kadar Kemu’jizatan Al-Qur’an
            Al-Qur’an secara terus menerus menantang semua ahli kesusastraan Arab untuk mencoba menandinginya, karena memang al-Qur’an berada di atas puncak yang tak mungkin diungguli dan al-Qur’an memang bukan kalimat manusia
            Golongan Mu’tazilah berpendapat bahwa kamu’jizatan itu berkaitan dengan keseluruhan al-Quran, bukan dengan sebagianya, atau dengan setiap suratnya secara lengkap. Sebagaimana ulama berpendapat, kemu’jizatan itu sebagian kecil atau sebagian besar dari al-Qur’an, tanpa harus satu surat penuh juga merupakan mu’jizat, berdasarkan firman Allah Swt: “Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal dengan al_Quran” (QS. 52:34).
            Ulama yang lain berpendapat bahwa kemu’jizatan itu cukup dengan satu surat lengkap, sekalipun pendek, atau dengan ukuran satu surat, baik satu ayat ataupun beberapa ayat . Pendapat ini berpegang pada ayat-ayat yang berhubungan dengan seberapa benyak kadar al-Qur’an, untuk bisa disebut sebagai mu’jizat dan ini ada kaitannya dengan tantangan yang dilontarkan kepada ahli sastra pada saat itu. Al-Quran telah mengajukan tantangan agar didatangkan sesuatu yang sama persis dengan al-Qur’an dengan keseluruhannya.[5]
            Namun demikian kita tidak berpendapat bahwa kemu’jizatan itu hanya terletak pada kadar-kadar tertentu saja. Kita dapat menemukan dan merasakan pada bunyi-bunyi hurufnya dan alunan kata-katanya, sebagaimana kita dapatkan pada ayat-ayat dan surat-suratnya, bahwa al-Qur’an adalah kalamullah. Adapun mengenai segi atau kadar manakah yang mu’jizat itu, maka jika seorang peneliti yang objektif mencari kebenaran al-Qur’an dari aspek manapun yang ia sukai, ia akan temukan kemu’jizatan itu meliputi tiga macam aspek, yaitu aspek bahasa, aspek ilmiah, dan aspek tasyri’ (penetapan hukum). Setiap manusia yang memusatkan perhatiannya pada al-Qur’an akan menemukan rahasia-rahasia kemu’jizatan dari aspek bahasanya. Ia akan dapatkan kemu’jizatan itu dalam keteraturan bahasanya, bunyinya yang indah melalui nada-nada hurufnya. Hal ini sesuai dengan yang digambarkan Allah:
أَفَلاَ يَتَدَبَّرُونَ القُرآنَ وَلَوْكَانَ مِنْ عِنْدِغَيْرِاللهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلاَفاًكَثِيْراً (النساء: 82)
Artinya : Dan sekiranya al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka akan mendapatkan pertentengan yang banyak di dalamnya. (QS. 4:82)[6]
           Ayat tersebut mengandung isyarat bahwa perkataan manusia, bila terlalu banyak maka akan banyak terjadi kesalahan dan kontradiksi di dalamnya. Sedangkan al-Qur’an, tidak demikian. Semakin banyak dibaca akan semakin tampak keselarasan, keindahan dan pesonanya. Itulah bedanya al-Qur’an dengan perkataan manusia.[7]
           Kemu’jizatan ilmiah al-Qur’an bukanlah terletak pada cakupannya pada teori-teori ilmiah yang selalu baru dan berubah sebagai hasil usaha manusia melalui pengamatan dan penelitian, tetapi terletak pada semangatnya memberikan dorongan pada manusia untuk berpikir menggunakan otaknya. Semua persoalan atau kaidah ilmu pengetahuan yang telah mantap dan meyakinkan, merupakan manifestasi dari kegiatan berpikir yang dianjurkan al-Qur’an. Al-Qur’an telah membangkitkan pada diri setiap muslim kesadaran ilmiah untuk memikirkan, memahami dan menggunakan akal sesuai dengan firman Allah;
كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَومٍ يَعْقِلُونَ (الروم:28)
Artinya : “Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir” (QS. 30:28)[8]
Al-Qur’an menganjurkan manusia memiliki semua sifat utama seperti sabar, jujur dan berbuat baik, santun, pemaaf dan tawadlu’. Karena manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, maka al-Qur’an memulai dengan pendidikan untuk meluruskan gharizah-gharizahnya, membimbing ke arah kebaikan. Di sinilah kemu’jizatan al-Qur’an tampil sebagai obat.[9]
           Quraish Shihab berpendapat bahwa pada garis besarnya mu’jizat al-Qur’an itu tampak dalam tiga hak pokok:
1.      susunan redaksinya yang mencapai puncak tertinggi dari sastra bahasa Arab.
2.      Kandungan ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin yang diisyaratkannya.
3.      Ramalan-ramalan yang diungkapkan, yang sebagian telah terbukti kebenarannya. Al-Qur’an itu mu’jizat dengan segala makna yang dibawa dan yang dikandung oleh lafazh-lafazhnya. suatu kata yang berada di tempatnya juga merupakan bagian mu’jizat dalam ikatan kalimat, dan satu kalimat yang ada di tempatnya merupakan mu’jizat dalam jalinan surat.
 Al-Qur’an menawarkan ajaran-ajaran operatif mengenai alam ghaib, kebenaran-kebenaran spiritual dan masalah-masalah lain umat manusia pada umumnya. Karena alasan-alasan ini tak seorang pun akan berhasil menciptakan sesuatu yang serupa dengan al-Qur’an.[10]
Fungsi al-Qur’an adalah untuk memberikan jawaban bagi berbagai persoalan dan memberi jalan keluar bagi setiap permasalahan yang terjadi dan dihadapi oleh umat manusia.
D.  Aspek-Aspek Kemu’jizatan Al-qur’an
          Pada umumnya ulama, pengarang dan buku-buku yang berkaitan dengan I’jaz al Qur’an mengemukakan banyak sekali kemukjizatan yang dikandung oleh al Qur’an. Al Qurthuby (w. 256 H/ 1258 M) mengemukakan sepuluh aspek kemukjizatan al Qur’an,[11] yaitu:
·         Aspek bahasanya yang melampaui seluruh cabang bahasa Arab.
·         Gaya bahasanya yang melampaui keindahan gaya bahasa Arab pada umumnya.
·         Keutuhannya yang tidak tertandingi
·         Aspek peraturannya yang tidak terlampaui.
·         Penjelasannya tentang hal-hal yang ghaib hanya dapat ditelusuri lewat wahyu semata.
·         Tidak ada hal yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan (science).
·         Memenuhi seluruh janjinya, baik tentang limpahan rahmat atau ancaman.
·         Pengetahuan yang dikandungnya.
·         Memenuhi keperluan dasar manusia.
·         Pengaruh terhadap qalbu manusia.

ü  Sementara al Baqilani (w. 403 H/ 1013 M) dalam kitabnya I’jazat al Qur’an mengemukakan tiga aspek yaitu tentang :
           1) Nabi MUHAMMAD SAW sebagai pengemban wahyu,
2) berita tentang hal yang ghaib, dan
3) tidak adanya kontradiksi dalam al Qur’an. Rusydi AM mengemukakan bahwa kemukjizatan al Qur’an terletak pada segi fashahah dan balaghah-nya, susunan dan gaya bahasanya, serta isinya yang tiada bandingannya.[12]
ü  Sebagian ulama lainnya berpendapat kemukjizatan al qur’an terletak pada sebagian kecil atau sebagian besar al Qur’an, tanpa terkait surat. Pendapat ini didasari firman Allah surat at Thur ayat 34 “Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al Quran itu jika mereka orang-orang yang benar.”
ü  Menurut Manna al Qaththan memutuskan kadar kemukjizatan al Qur’an itu mencakup tiga Aspek yaitu,
 1. aspek bahasa,
 2. aspek ilmiah dan
 3. aspek tasyri’ (penetapan hukum).
Dalam sejarah kemunculan dan berkembangnya pembinaan tentang Kemukjizatan Alquran , terlihat bahwa para ahli berbeda pendapat dalam melihat aspek-aspek kemukjizatan Alquran yang dipandang penting. Namun dari berbagai perbedaan itu , secara global tidak terlepas dari empat aspek yang meliputi: (1) as-Sharfah, (2) Keindahan bahasa, dan (3) Kandungan isinya.[13]
 Untuk lebih jelasnya, ketiga aspek ini dapat diuraikan sebagai berikut:
       1.      Aspek Ash-Sharfah
Dari kalangan mutakallimin, Abu Ishak Ibrahim An-Nazzam 1, berpendapat, bahwa kemukjizatan Alquran terjadi dengan cara Ash-Sharfah (pemalingan). Arti Ash-Sharfah menurut An-Nazzam ialah, bahwa Allah memalingkan perhatian orang-orang Arab dari menandingi Al;-Quran. Padahal, mereka sebenarnya mampu untuk menandinginya. Di sinilah letak kemukjizatan Al-Qur’an menurut An-Nazzam.
Tokoh lain dari pendukung konsep Ash-Sharfah ialah Al-Murtadha (dari aliran Syi'ah). Hanya saja Al-Murtadha  berpendapat , bahwa Allah telah mencabut dari mereka ilmu-ilmu yang diperlukan untuk menghadapi qur’an agar mereka tidak mampu membuat yang seperti qur’an.
      2.      Keindahan Bahasa (Fashahah dan Balaghah)
Aspek kedua dari kemukjizatan Alquran yang menjadi pokok bahasan para ulama Kalam ialah dari segi keindahan bahasanya. Dalam hal ini, Bahasa Arab yang digunakan Alquran dipandang sebagai bahasa yang istimewa, baik dari segi gaya bahasanya, susunan kata-katanya, maupun ketelitian redaksi yang digunakannya.. Keindahannya, jauh melebihi keindahan bahasa yang disusun oleh para sastrawan Arab.
      3.      Kandungan Isinya
Pembahasan mengenai aspek kemukjizatan Alquran dari segi kandungan isinya, Di antara isi dan kandungan Alquran yang menunjukkan kemukjizatannya


 Secara garis besar dapat diklassifikasikan kepada tiga jenis sebagai berikut:
a)      Berita tentang Hal-hal yang Ghaib
              Beritan-berita ghaib yang terdapat dalam Alquran dapat dikelompokkan kepada:
·         Berita-berita ghaib yang terjadi sebelumnya; yaitu berita-berita tentang orang-orang terdahulu.
·         Berita-berita ghaib yang sedang terjadi di tempat lain. Seperti mengenai maksud jahat orang-orang munafik dengan membangun masjid Dhirar (Q. S. 9: 107); atau berita ghaib yang terjadi di tempat yang sama. Seperti sikap orang-oraorang munafik yang bermanis muka di hadapan Nabi, padahal hatinya buruk dan sangat memusuhi Nabi (Q. S. 2: 204 - 206).
·         Berita-berita ghaib yang akan terjadi (sesudah turunnya wahyu). Seperti kemenangan yang akan diperoleh tentara Romawi dalam menghadapi bangsa Persia (Q. S. 30: 1 - 6); Nabi dan para sahabatnya akan memasuki kota Mekkah dalam keadaan aman (Q. S. 48: 27); Allah akan mengabadikan jenazah Fir'aun sebagai bukti historis (Q. S. 10: 92); Kemurnian Alquran tetap akan terpelihara (Q.S. 15: 9); dan berbagai masalah ghaib lainnya yang ditunjukkan oleh Alquran, baik secara eksplisit maupun implisit.

b)      Isyarat-isyarat Ilmiah
      Isi dan kandungan Alquran banyak menginformasi-kan masalah-masalah ilmiah yang hanya mungkin diketahui oleh ilmuwan abad modern ini. Ayat-ayat yang mengandung isyarat ilmiah semacam ini, semakin lama semakin banyak ditemukan dalam Alquran, sejalan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan. Di antara ayat-ayat tersebut yang sudah dibuktikan kebenarannya melalui penemuan di bidang ilmu pengetahuan Alam antara lain:
a.       Hukum Toricelly yang ditemukan pada abad XVII M, menyatakan bahwa semakin tinggi suatu tempat, maka semakin rendah tekanan udara yang ada di tempat itu. Hukum ini diisyaratkan Alquran dalam Surat Al-An'am/6:125
b.      Siang dan malam tidak selalu sama lama (tempo)nya. Kadangkala malam lebih panjang daripada siang, dan kadangkala juga terjadi sebaliknya. Hal ini mengundang tanda tanya untuk dipikirkan jawabannya, seperti tersirat pada Surat Yunus/10: 6.
c.        Dari hasil pemantauan satelit diperoleh bukti, bahwa Jazirah Arab beserta gung-gunungnya bergerak mendekati Iran dengan pergerakan yang sangat lamban, hanya beberapa sentimeter setiap tahunnya. Isyarat ini terlihat dari Alquran, surat An-Naml/28: 88.
           c)   Kesempurnaan Syari'atnya
Kandungan Alquran yang menjadi tujuan utama diturunkannya, yakni berupa syari'at Islam menunjukkan bentuk yang paling sempurna jika dibandingkan dengan bentuk perundang-undangan manapun yang pernah ada di dunia ini.
syari'at Islam juga diakui sebagai syari'at yang sesuai dengan kebutuhan manusia, karena ia berasal dari pencipta manusia itu sendiri, yang tujuan utamanya untuk membebaskan manusia dari alam gelap gulita enuju dunia pencerahan yang terang-benderang (Q. S. Al-Baqarah/2: 257).





BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. I’jazul Qur’an ialah menampakkan kebenaran Nabi dalam pengakuannya sebagai seorang Rasul, dengan menampakkan kelemahan orang Arab untuk menghadapi mukjizatnya yang abadi, yaitu Al-Qur’an, dan kelemahan generasi-generasi sesudah mereka dan mukjizat adalah sesuatu hal luar biasa yang disertai tantangan dan selamat dari perlawanan.
2. Pendapat Para Ulama’ Mengenai I’jazul Qur’an
·         Jumhur kaum Muslimin berpendapat bahwa al-Qur’an sendiri merupakan mu’jizat (mu’jizat bidzatihi). Maksudnya al-Qur’an dengan seluruh yang ada di dalamnya, termasuk struktur kalimat, balaghah, bayan (penjelasan), perundang-perundangan (tasyri’), berita-berita ghaib dan persoalan-persoalan lain yang merupakan mu’jizat, telah menyebabkan seluruh manusia tidak mampu membuat yang serupa dengannya.[14]
·         Syaikh az-Zarqani dalam Manahilul Irfan, yang sebagian pernah dituturkan oleh al-Qurtubi, menjelaskan bahwa kemu’jizatan al-Qur’an itu karena ia memiliki uslub yang sangat berbeda dengan uslub yang ada dalam tata bahasa orang Arab. Juga bentuk undang-undang bikinan manusia
3. Kadar Kemu’jizatan Al-Qur’an
             Adapun mengenai segi atau kadar manakah yang mu’jizat itu, maka jika seorang peneliti yang objektif mencari kebenaran al-Qur’an dari aspek manapun yang ia sukai, ia akan temukan kemu’jizatan itu meliputi tiga macam aspek, yaitu aspek bahasa, aspek ilmiah, dan aspek tasyri’ (penetapan hukum). Setiap manusia yang memusatkan perhatiannya pada al-Qur’an akan menemukan rahasia-rahasia kemu’jizatan dari aspek bahasanya.
  4. Aspek-Aspek Kemu’jizatan Al-qur’an
·          Aspek bahasanya yang melampaui seluruh cabang bahasa Arab.
·         Gaya bahasanya yang melampaui keindahan gaya bahasa Arab pada umumnya.
·         Keutuhannya yang tidak tertandingi
·         Aspek peraturannya yang tidak terlampaui.
·         Penjelasannya tentang hal-hal yang ghaib hanya dapat ditelusuri lewat wahyu semata.
·         Tidak ada hal yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan (science).
·         Memenuhi seluruh janjinya, baik tentang limpahan rahmat atau ancaman.
·         Pengetahuan yang dikandungnya.
·         Memenuhi keperluan dasar manusia.
·         Pengaruh terhadap qalbu manusia.

            Dalam sejarah kemunculan dan berkembangnya pembinaan tentang Kemukjizatan Alquran , terlihat bahwa para ahli berbeda pendapat dalam melihat aspek-aspek kemukjizatan Alquran yang dipandang penting. empat aspek yang meliputi: (1) as-Sharfah, (2) Keindahan bahasa, (3) Ketelitian Redaksi, dan (4) Kandungan isinya.






DAFTAR PUSTAKA

An Najd, Abu Zahra, AlQur’an dan Rahasia Angka-Angka, terjemah Agus Efendi (Jakarta: Pustaka Hidayah, 1991), hlm. 17
Al Qathtan, Manna Khalil, Studi Ilmu-Ilmu Al Qur’an, terjemah Mudzakir AS (Jakarta: PT Pustaka Litera Antar Nusa, 1994), hlm. 380
Shihab, M. Quraish dkk., Sejarah dan Ulumul Qur’an, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001
Shihab, M. Quraish, Membumikan Al Qur’an (Bandung; Mizan, 1994), hlm.122
Mas zaki ,ulumul quran dalam http://makalah-qitha.blogspot.com/2011/10/ijazul-quran.html pada tanggal 13 okt 2014 pukul 11.23           
Ayufahdilla,aspekkemukljizatanalquran dalam http://kemukjizatanquran.blogspot.com/2013/04/aspek-kemukjizatan-quran.html pada tanggal 11okt 2014 ppukul 11.32 wib
Muhammad yahya ulumul quran Diakses dalam http://yahya29.heck.in/makalah-ulumul-quran-ijaz-al-quran.xhtml pada   tanggal 13 Oktober 2104,pukul 11.45wib



[1] Manna Khalil, Al Qathtan, Studi Ilmu-Ilmu Al Qur’an, terjemah Mudzakir AS (Jakarta: PT Pustaka Litera Antar Nusa, 1994), hlm. 380.
[2] Depag RI , Al-qur’an dan terjemahnya (al-kamil),(jakarta,CV Darus sunnah 2002),hal:292
[3] M. Quraish dkk., Shihab, Sejarah dan Ulumul Qur’an(Jakarta:Pustaka Firdaus, 2001)
[4] M. Quraish, Shihab, Membumikan Al Qur’an (Bandung; Mizan, 1994), hlm. 62
[5]Muhammad yahya ulumul quran Diakses dalam http://yahya29.heck.in/makalah-ulumul-quran-ijaz-al-quran.xhtml pada   tanggal 13 Oktober 2104,pukul 11.45wib                                                                                                     
[6]Depag RI , Al-qur’an dan terjemahnya (al-kamil),jakarta,CV Darus sunnah 2002,hal:92
[7] M. Quraish, Shihab, Membumikan Al Qur’an (Bandung; Mizan, 1994), hlm.122
[8]Depag RI , Al-qur’an dan terjemahnya (al-kamil),jakarta,CV Darus sunnah 2002,hal:408
[9] Muhammad yahya ulumul quran Diakses dalam http://yahya29.heck.in/makalah-ulumul-quran-ijaz-al-quran.xhtml pada   tanggal 13 Oktober 2104,pukul 11.45wib
[11] M. Quraish dkk. Shihab, Sejarah dan Ulumul Qur’an, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001
[12]Muhammad yahya ulumul quran Diakses dalam http://yahya29.heck.in/makalah-ulumul-quran-ijaz-al-quran.xhtml pada   tanggal 13 Oktober 2104,pukul 11.45wib

[13]Ayu fahdilla,aspekkemukljizatan al quran dalam http://kemukjizatanquran.blogspot.com/2013/04/aspek-kemukjizatan-quran.html pada tanggal 11okt 2014 ppukul 11.32 wib



Post a Comment

[blogger]

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget