March 2015







Ketika para ilmuwan untuk pertama kalinya berusaha semaksimal mungkin mengukur kedalaman tanah berikut struktur dan tingkatannya, maka diketahui bahwa cerita dan legenda yang bermunculan di masyarakat tidak mempunyai dasar ilmiah. Setelah para ilmuan menemukan bahwa bumi itu berbentuk bulat (menyerupai bola), mereka pun berpendapat bahwa isi dari perut bumi terdiri dari biji-bijian. Permukaan bumi juga di ibaratkan kulit yang menutupi bumi dengan lapisan yang sangat tipis dibandingkan dengan bumi itu sendiri. Di antara kedua tingkatan itu terdapat tingkatan ke-3 yaitu hiasan. Demikianlah para ilmuwan abad 20 berkesimpulan bahwa bumi hanya terdiri dari tiga tingkatan.


Perkembangan Penelitian Ilmiah
Teori tentang tiga tingkatan bumi di atas tidaklah bertahan lama disebabkan munculnya temuan-temuan baru tentang ilmu bumi. Setelah mengadakan uji coba baru-baru ini, tersingkaplah bahwa zat atau satuan yang ada di bumi merupakan suatu zat yang berkapasitas tinggi hingga mencapai 3.000.000 sekali tekanan terhadap permukaan bumi.
Tekanan ini memunculkan satuan (zat) yang berubah menjadi penopang, yang berarti bahwa jantung bumi adalah sangatlah keras. Disekelilingnya terdapat perairan dengan suhu sangat tinggi. Jadi, perut bumi terdiri dari 2 tingkatan, bukan satu tingkatan. Dua tingkatan itu masing-masing adalah tingkatan (bagian) penopang berada dalam inti dikelilingi (bagian) perairan.
Kemudian berkembanglah berbagai pendapat. Para ilmuwan dapat menjelaskan dengan baik dan jelas bagian-bagian dalam bumi, kita akan mendapatkan tingkatan lain terdiri dari bebatuan yang terbakar yang merupakan penutup atau pelindung beabatuan. Kemudian, ada lagi tiga tingkatan lain yang berbeda, dilihat dari segi ketebalannya dan tekanan suhunya yang tinggi. Oleh sebab itu, para ilmuwan mengklasifikasikan bumi terdiri dari 7 lapis. Penelitian ini pernah dilakukan U. S. Geological Survey.
Bagian yang terbentuk siku menerangkan tingkatan-tingkatan ini, serta tingkat kejauhannya menurut apa yang ditemukan ilmuwan belakangan ini, ini merupakan kebenaran factual yang kini dipelajari para mahasiswa di berbagai universitas. Ini meyakinkan kita atas kekuasaan Allah yang menetapkan hukum alam semesta.
Dari Tujuh Lapis Bumi, kita mendapati kulit yang tipis kemudian dikelilingi oleh 4 hiasan yang bertingkat seperti jaring. Lalu, terbentuklah semuanya menjadi Tujuh Lapis Bumi. Tujuh Lapis Bumi memiliki perbedaan yang sangat jauh antara masing-masing tingkatan, baik dari segi susunannya, ketebalannya, suhu yang terdapat di sana, maupun satuan (zat) yang ada. Oleh sebab itu, tidak mungkin bisa dikatakan bahwa globe (bola bumi) hanya ada satu tingkat, seperti apa yang dipercayai pada zaman dahulu. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa penemuan tingkatan bumi merupakan penemuan baru. Pada zaman diturunkannya Al-Qur’an, penemuan ini belum pernah dibicarakan orang. Penemuan ini baru diinformasikan para ilmuwan pada abad 21 ini. Lalu, bagaimana Al-Qur’an berbicara tentang ini?
Pada ayat berikut dijelaskan tentang 7 tingkatan bumi dan langit:
الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا ۖ
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis…” (QS. Al-Mulk [67]: 3).
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ
“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.” (QS. Ath-Thalaq [65]: 12).
Surah Al-Mulk [67]: ayat 3 di atas menjelaskan kepada kita bahwa ada dua sifat langit:
1. Jumlah langit ada tujuh
2. Bentuk langit bertingkat-tingkat, yakni sebagian langit berada di atas begian lainnya. Hal ini seperti yang kita ketahui dalam tafsir-tafsir Al-Qur’an dan kamus-kamus bahasa Arab.
Surat Ath-Thalaq [65] ayat 12 hanya memastikan bahwa bumi menyerupai langit. Bila jumlah tingkatan langit ada 7, maka begitu pula dengan jumlah tingkatan bumi juga ada 7.
Berbagai kajian dan penelitian geofisika telah membuktikan bahwa bumi terbentuk dari 7 lapisan tertentu dari dalam ke luar dengan susunan sebagai berikut.
1. Centrosphere (Inti Bumi)
2. Lapisan Luar Inti Bumi
3. Lapisan Terbawah Pita Bumi (Pita Bawah)
4. Lapisan Tengah Pita Bumi (Pita Tengah)
5. Lapisan Teratas Pita Bumi (Pita Atas)
6. Lapisan Bawah Kerak Bumi
7. Lapisan Atas Kerak Bumi

tujuh-lapis-bumi
Sekarang kita berhenti sejenak pada kata Thibaaqan (berlapis-lapis) yang menerangkan tentang adanya tingkatan. Ini adalah apa yang ditemukan para ilmuwan abad ini bahwa bumi itu bertingkat-tingkat. Padahal Al-Qur’an jauh-jauh hari, 14 abad yang lalu telah mengungkap dan menerangkan tentang misteri bumi, mendahului para ilmuwan abad 21 yaitu bentuk bumi yang bertingkat-tingkat dan jumlah tingkatannya ada 7. Apakah ini bukan sesuatu yang sangat menabjubkan?!
Dan Rasulullah SAW pun bersabda,
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَخَذَ شِبْرًا مِنَ الأَرْضِ ظُلْمًا، فَإِنَّهُ يُطَوَّقُهُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ سَبْعِ أَرَضِيْنَ
“Barangsiapa yang mengambil sejengkal tanah secara zalim, maka Allah akan mengalungkan tujuh bumi kepadanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Pada hadits tersebut, kita mendapati bahwa Rasulullah SAW telah menjelaskan sifat tingkatan dengan sifat yang ketiga, yaitu sifat mengelilingi. Hadits di atas menjelaskan kebenaran tentang tingkatan bumi ini saling mengalungi satu sama lain.
Lalu muncul pertanyaan, apakah mukjizat Nabi ini bukan merupakan mukjizat yang agung?! Bukankah hadits di atas menginformasikan jumlah tingkatan bumi sebanyak tujuh tingkatan?! Bukankah hadits di atas juga menginformasikan bentuk tingkatan bumi yang dikalungi atau diliputi? Bahkan, hadits di atas juga menginformasikan bola bumi (globe)??!! Dengan demikian, berarti Al-Qur’an dan hadits telah terlebih dahulu menyingkap hal ini.
Al-Qur’an juga telah menjelaskan pada kita tentang penyebutan nama (kata) yang sangat rinci dalam keaslian susunan bumi dengan kata Thibaqan. Al-Qur’an juga menerangakan jumlah yang rinci tingkatan bumi, yaitu 7 tingkatan. Para ilmuwan telah bengun dari tidur panjang dan telah mengubah teori-teori mereka berkali-kali. Semua itu dilakukan dalam rangka menyelaraskan hasil penelitian mereka dangan fakta yang terungkap dalam Al-Qur’an dan hadits Rasulullah SAW. Maha suci Allah yang telah berfirman sebagai berikut:
وَفِى السَّمَآءِ رِزۡقُكُمۡ وَمَا تُوۡعَدُوۡنَ‏ ﴿۲۲﴾ وَفِىۡۤ اَنۡفُسِكُمۡ‌ؕ اَفَلَا تُبۡصِرُوۡنَ‏ ﴿۲۱
“Di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bai orang-orang yang yakin, (juga) pada dirimu sendiri. Lalu, apakah kamu tidak memperhatikan?” (QS. Adz-Dzariyat [51]: 20-21). (hida/catatan kuliahku)
Sumber : Buku Ensiklopedia Mukjizat Al-Qur’an dan Hadis dan Buku Pembuktian Sains dalam Sunnah) buku 1, oleh Dr. Zaghlul An-Najjar, http://kaheel7.com







Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. yang mendengar Rasulullah SAW bersabda, “seluruh anggota tubuh manusia akan musnah dimakan tanah, kecuali tulang ekor. Dari tulang ekor itulah manusia akan dibentuk dan diciptakan kembali,” (HR Al-Bukhari, An-Nasa’I, Abu Dawud, Ibn Majah, Ahmad, dan Malik).
Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah r.a. yang mendengar Rasulullah SAW bersabda, “dalam tubuh manusia terdapat sebuah tulang yang tidak akan dimakan tanah selama-lamanya. Dari tulang itulah manusia akan dibentuk kembali pada hari kiamat kelak. Para sahabat bertanya, ‘tulang apakah itu wahai Rasulullah?’ ‘itulah tulang ekor’ jawab Rasulullah SAW. (HR Al-Bukhari, An-Nasa’i, Abu Dawud, Ibn Majah, Ahmad, dan Malik).
Dari hadits tersebut dapat disimpulkan beberapa fakta berikut:
Pertama, dapat dibuktikan secara ilmiyah, tulang ekor merupakan unsur terpenting proses pembentukan janin pada fase pertama.
Kedua, bahwa tulang ekor tidak akan hancur.
Ketiga, dari tulang ekorlah manusia akan dihidupkan dan akan dibentuk kembali pada hari kiamat kelak, cukup kiranya dengan menganggap hal tersebut sebagai perkara ghaib yang tidak dapat ditelusuri lebih jauh.
Hal-hal tersebut menunjukkan bukti dari beberapa permasalahan berikut:
1. Bukti bahwa kebangkitan merupakan sesuatu yang akan benar-benar terjadi dan penjelasan mengenai hal ini disebutkan dalam firman Allah SWT;
“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) ssesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan diantara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) diantara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu liat bumi ini kering, kemudian apabila telah kami turunkan air diatasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah,” (QS Al-Hajj [22]: 5).
2. Bukti dari kenabian Raasulullah SAW karena kebenaran perkataan beliau.
3. Bukti bagusnya metode yang digunakan oleh para pendahulu umat ini dalam meriwayatkan hadits-hadits Rasulullah SAW, hingga hadits-hadits beliau sampai kepada kita sesuai dengan apa yang diucapkan olehnya
Ilmuan muslim pada paruh kedua abad ke-20 telh mendasarkan pemahaman mereka mengenai kemukjizatan hadits tentang tulang ekor ini pada dua kaedah pengetahuan yang paling dasar berikut:
1. Tulang ekor merupakan bagian pertama yang tumbuh dari janin, biasa disebut dengan primitive streak, yaitu bagian utama yang terbentuk pada minggu ketiga.
Dari primitive streak itulah sel-sel berkembang dari tingkatan ectoderm mejadi bentuk mesoderm. Setelah itu primitive streak mengalami penyusutan dan tidak ada yang tersisa darinya kecuali bagian kecil, sebagaimana yang terdapat pada bagian ujung tulang belakang manusia.
2. Kemampuan tulang ekor dalam menyusun berbagai macam struktur anatomi tubuh dapat dibuktikan ketika tumor muncul dibagian tersebut pada bayi yang baru dilahirkan teratoma. Tumor tersebut terdiri dari berbagai macam anggota tubuh, seperti rambut, gigi, dan kelenjar.
Dari beberapa hal di atas, ada beberapa hipotesis yang bisa dicatat; (1) apakah tulang ekor akan hancur; (2) apakah tulang ekor akan tetap utuh setelah melalui proses kimiawi yang berbeda dengan tulang-tulang lainnya; (3) apakah ada perbedaan dalam susunan antara tingkatan yang membedakan tulang ini dari tulang-tulang lainnya (biochermistry-molecular).
Salah satu kesulitan penelitian ini adalah terkait dengan etika kedokteran, karena penelitian seputar hal ini tidak mendapat legitimasi dari kedokteran. Akan tetapi, jika telah ditetapkan berdasarka agama bahwakebangkitan yang telan disebutkan dipraktekkan kepada binatang, sebagaimana yang dipraktekkan terhadap manusia, maka penelitian ini dapat dilakukan terhadap binatang percobaan.
Namun para peneliti bidang ini harus berhati-hati terhadap hipotesa yang menyatakan bahwa tulang ekor akan tetap utuh secara sempurna tanpa tersentuh kehancuran sedikitpun. Hipotesis ini bisa sesuai dan bisa tidak dengan hadits Rasulullah SAW. Bias jadi ada bagian dari tulang ekor yang belum diketahui secara pasti ukurannya yang tidak akan hancur.
Karena hadits menggunakan bahasa arab yang terdapat hubungan antara yang kulli dengan juz’i antara am dan khas diantara kalimat-kalimatnya. Ini sebagaimana firman Allah SWT berikut:
“Yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya. Lalu, jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa,” (QS Al-Ahqaf [46]: 25).
Maksudnya, Allah akan memerintahkan memusnahkan segala sesuatu. Jika tidak, maka bumi, langit, dan bintang tidak akan dihancurkan.
Dalam semua kasus, keberadaan bukti untuk memedakan sel-sel yang berada disekitar tulang ekor dengan sel-sel lainnya, merupakan kesimpulan positif yang langsung bisa didapat dalam permasalahan ini.
Salah satu kabar gembira itu adalah apa yang dihasilkan oleh tim peneliti dari Universitas Michigan Amerika Serikat. Tim itu terdiri dua peneliti Muslim dan non-Muslim, Ramzi Muhammad dan Ben Chen. Hasil penelitian tim itu disajikan pada Konferensi
Kemukjizatan Ilmiah dalam Al-Quran dan Sunnah ke-8 di Kuwait. Judulnya: “Miraculous Deskription about The Creation of Human Bodies (and not Soul) from Tail Bone in The Day of Resurection”. Mereka telah berhasil memberikan kesimpulan awal yang menyatakan bahwa sel-sel pada tulang ekor memiliki karakteristik yang membedakannya dengan sel-sel yang berada di bagian tubuh yang lain. (Alquin&Sidiq/BaitulMaqdis.com)
Sumber : Ensiklopedia Mukjizat Alqur’an dan Hadis



Saat dikatakan dalam Al Qur’an adalah mudah bagi Allah SWT untuk menghidupkan manusia setelah kematiannya. Maka pernyataan tentang sidik jari manusia Allah SWT tekankan dalam surat Al-Qiyaamah berikut:
“Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang-belulangnya? Ya, bahkan Kami mampu menyusun (kembali) ujung jari-jarinya dengan sempurna.” (Qs. Al-Qiyaamah, 75:3-4)




Penekanan pada sidik jari memiliki makna sangat khusus. Hal ini karena sidik jari setiap orang adalah khas bagi dirinya sendiri. Setiap orang yang hidup atau pernah hidup di dunia ini memiliki serangkaian sidik jari yang unik dan berbeda dari orang lain.
Itulah mengapa sidik jari dipakai sebagai kartu identitas yang sangat penting bagi pemiliknya dan digunakan untuk tujuan ini di seluruh penjuru dunia.
Akan tetapi, yang penting adalah bahwa keunikan sidik jari ini baru ditemukan di akhir abad ke-19. Sebelumnya, orang menghargai sidik jari sebagai lengkungan-lengkungan biasa tanpa makna khusus. Namun sejak lama dalam Al Qur’an, Allah SWT merujuk kepada sidik jari, yang sedikitpun tak menarik perhatian orang waktu itu, dan mengarahkan perhatian kita pada arti penting sidik jari, yang baru mampu dipahami di zaman sekarang. (hida/http://catatan-nurulkhoir.blogspot.com)
Sumber: Buku Keajaiban Al-Quran, Harun Yahya





Kendaraan apapun yang berjalan di kondisi yang panas menyengat di gurun pasir, harus didisain untuk mampu menahan panas dan terpaan badai pasir. Selain itu, ia harus mampu berjalan jauh, dengan sedikit bahan bakar dan sedikit air. Mesin yang paling mampu menahan kondisi sulit ini bukanlah kendaraan bermesin, melainkan seekor binatang, yakni unta.

Unta telah membantu manusia yang hidup di gurun pasir sepanjang sejarah, dan telah menjadi simbol bagi kehidupan di gurun pasir. Panas gurun pasir sungguh mematikan bagi makhluk lain. Selain sejumlah kecil serangga, reptil dan beberapa binatang kecil lainnya, tak ada binatang yang mampu hidup di sana. Unta adalah satu-satunya binatang besar yang dapat hidup di sana. Allah telah menciptakannya secara khusus untuk hidup di padang pasir, dan untuk melayani kehidupan manusia. Allah mengarahkan perhatian kita pada penciptaan unta dalam ayat berikut:

Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana ia diciptakan. (QS. Al-Ghaasyiyah, 88:17)


Jika kita amati bagaimana unta diciptakan, kita akan menyaksikan bahwa setiap bagian terkecil darinya adalah keajaiban penciptaan. Yang sangat dibutuhkan pada kondisi panas membakar di gurun adalah minum, tapi sulit untuk menemukan air di sini. Menemukan sesuatu yang dapat dimakan di hamparan pasir tak bertepi juga tampak mustahil. Jadi, binatang yang hidup di sini harus mampu menahan lapar dan haus, dan unta telah diciptakan dengan kemampuan ini.

Unta dapat bertahan hidup hingga delapan hari pada suhu lima puluh derajat tanpa makan atau minum. Ketika unta yang mampu berjalan tanpa minum dalam waktu lama ini menemukan sumber air, ia akan menyimpannya. Unta mampu meminum air sebanyak sepertiga berat badannya dalam waktu sepuluh menit. Ini berarti seratus tiga puluh liter dalam sekali minum; dan tempat penyimpanannya adalah punuk unta. Sekitar empat puluh kilogram lemak tersimpan di sini. Hal ini menjadikan unta mampu berjalan berhari-hari di gurun pasir tanpa makan apapun.

Kebanyakan makanan di gurun pasir adalah kering dan berduri. Namun sistem pencernaan pada unta telah diciptakan sesuai dengan kondisi yang sulit ini. Gigi dan mulut binatang ini telah dirancang untuk memungkinkannya memakan duri tajam dengan mudah.

Perutnya memiliki desain khusus tersendiri sehingga cukup kuat untuk mencerna hampir semua tumbuhan di gurun pasir. Angin gurun yang muncul tiba-tiba biasanya menjadi pertanda kedatangan badai pasir. Butiran pasir menyesakkan nafas dan membutakan mata. Tapi, Allah telah menciptakan sistem perlindungan khusus pada unta sehingga ia mampu bertahan terhadap kondisi sulit ini. Kelopak mata unta melindungi matanya dari dari debu dan butiran pasir. Namun, kelopak mata ini juga transparan atau tembus cahaya, sehingga unta tetap dapat melihat meskipun dengan mata tertutup. Bulu matanya yang panjang dan tebal khusus diciptakan untuk mencegah masuknya debu ke dalam mata. Terdapat pula desain khusus pada hidung unta. Ketika badai pasir menerpa, ia menutup hidungnya dengan penutup khusus.

Salah satu bahaya terbesar bagi kendaraan yang berjalan di gurun pasir adalah terperosok ke dalam pasir. Tapi ini tidak terjadi pada unta, sekalipun ia membawa muatan seberat ratusan kilogram, karena kakinya diciptakan khusus untuk berjalan di atas pasir. Telapak kaki yang lebar menahannya dari tenggelam ke dalam pasir, dan berfungsi seperti pada sepatu salju. Kaki yang panjang menjauhkan tubuhnya dari permukaan pasir yang panas membakar di bawahnya. Tubuh unta tertutupi oleh rambut lebat dan tebal. Ini melindunginya dari sengatan sinar matahari dan suhu padang pasir yang dingin membeku setelah matahari terbenam. Beberapa bagian tubuhnya tertutupi sejumlah lapisan kulit pelindung yang tebal. Lapisan-lapisan tebal ini ditempatkan di bagian-bagian tertentu yang bersentuhan dengan permukaan tanah saat ia duduk di pasir yang amat panas. Ini mencegah kulit unta agar tidak terbakar. Lapisan tebal kulit ini tidaklah tumbuh dan terbentuk perlahan-lahan; tapi unta memang terlahir demikian. Desain khusus ini memperlihatkan kesempurnaan penciptaan unta.

Marilah kita renungkan semua ciri unta yang telah kita saksikan. Sistem khusus yang memungkinkannya menahan haus, punuk yang memungkinkannya bepergian tanpa makan, struktur kaki yang menahannya dari tenggelam ke dalam pasir, kelopak mata yang tembus cahaya, bulu mata yang melindungi matanya dari pasir, hidung yang dilengkapi desain khusus anti badai pasir, struktur mulut, bibir dan gigi yang memungkinkannya memakan duri dan tumbuhan gurun pasir, sistem pencernaan yang dapat mencerna hampir semua benda apapun, lapisan tebal khusus yang melindungi kulitnya dari pasir panas membakar, serta rambut permukaan kulit yang khusus dirancang untuk melindunginya dari panas dan dingin.

Tak satupun dari ini semua dapat dijelaskan oleh logika teori evolusi, dan kesemuanya ini menyatakan satu kebenaran yang nyata: Unta telah diciptakan secara khusus oleh Allah untuk hidup di padang pasir, dan untuk membantu kehidupan manusia di tempat ini.
Begitulah, kebesaran Allah dan keagungan ciptaan-Nya tampak nyata di segenap penjuru alam ini, dan Pengetahuan Allah meliputi segala
sesuatu. Allah menyatakan hal ini dalam ayat Alquran:

“Sesungguhnya, Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan – Nya meliputi segala sesuatu. (QS. Thaahaa, 20:98)

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget