Tawakkal adalah ibadah hati dan termasuk ibadah yang tertinggi, tawakkal merupakan cara mendekatkan diri yang paling agung, tawakkal adalah jenis ibadah yang paling kompleks dari jenis-jenis ibadah yang lain, tawakkal merupakan level tertinggi dan teragung dari level-level tauhid, dari tawakkal-lah munculnya berbagai amal sholeh. Seorang hamba jika menyandarkan segala urusannya, baik urusan dunia maupun akhirat hanya kepada Allah saja, bukan kepada yang lain. Maka dia telah benar-benar mencapai keikhlasan, dan dia telah bermuamalah dengan sangat baik kepada allah. Bahkan bertawakkal kepada Allah itu dituntut dalam segala aspek kehidupan. Untuk itulah Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan tawakkal sebagai syarat iman, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala:
وَعَلَى اللهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ )المائدة: 23(
Artinya:
“Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman“. (QS. Al-Maidah Ayat: 23)
Allah juga menjadikan tawakkal sebagai syarat berislam, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala :
إِنْ كُنْتُمْ آمَنْتُمْ بِاللَّهِ فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُسْلِمِينَ) يونس: 84(
Artinya:
“Jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri“. (QS. Yunus Ayat: 84)
Dan Allah subhanahu wa ta’ala juga memerintahkan kepada para nabi dan rasul serta kepada hamba-hamba-Nya yang beriman untuk bertawakkal, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala :
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِ وَكَفَى بِهِ بِذُنُوبِ عِبَادِهِ خَبِيرًا (الفرقان: 58)
Artinya:
“Dan bertawakkal-lah kepada Allah yang hidup, yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia maha mengetahui dosa hamba-hamba-Nya.” (QS. Al-Furqon: 58)
Dan juga firman-Nya:
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ * الَّذِي يَراكَ حِينَ تَقُومُ * وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ * إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (الشعراء : 217 -220)
Artinya:
“Dan bertawakkal-lah kepada (Allah) yang maha perkasa, maha penyayang. Yang melihat engkau ketika engkau berdiri (untuk shalat). Dan melihat perubahan gerak badannmu diantara orang-orang yang sujud. Sungguh, Dia maha mendengar, maha mengetahui.” (QS. Asy-Syuara’ : 217-220)
Serta firman-Nya:
وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ (آل عمران: 160)
Artinya:
“Hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.” (QS. Ali Imran: 160)
Tawakkal berarti mempercayai apa yang ada di sisi Allah subhanahu wa ta’ala, janji-Nya, taqdir-Nya dan yang lain yang datang dari-Nya. Tawakkal kepada Allah subhanahu wa ta’ala itu dalam hal mencari kebaikan atau menghilangkan keburukan, dengan cara berusaha dengan usaha yang dilegalkan oleh syariat islam. Dan dalil-dalil yang menghasung kita untuk beramal ibadah yang agung ini, salah satunya adalah apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas :
قال رسول الله – صلى الله عليه وسلم – «عرضت علي الأمم، فرأيت النبي ومعه الرهيط، والنبي ومعه الرجل والرجلان، والنبي وليس معه أحد إذ رفع لي سواد عظيم فظننت أنهم أمتي، فقيل لي: هذا موسى وقومه، ولكن انظر إلى الأفق، فنظرت فإذا سواد عظيم، فقيل لي: انظر إلى الأفق الآخر، فإذا سواد عظيم، فقيل لي: هذه أمتك، ومعهم سبعون ألفا يدخلون الجنة بغير حساب ولا عذاب» ثم نهض فدخل منزله، فخاض الناس في أولئك الذين يدخلون الجنة بغير حساب ولا عذاب، فقال بعضهم: فلعلهم الذين صحبوا رسول الله – صلى الله عليه وسلم – وقال بعضهم: فلعلهم الذين ولدوا في الإسلام، فلم يشركوا بالله شيئًا وذكروا أشياء فخرج عليهم رسول الله – صلى الله عليه وسلم – فقال: «ما الذي تخوضون فيه»؟ فأخبره فقال: «هم الذين لا يرقون، ولا يسترقون ولا يتطيرون وعلى ربهم يتوكلون» فقام عكاشة بن محصن فقال: ادع الله أن يجعلني منهم فقال: «أنت منهم» ثم قالم رجل آخر فقال: ادع الله أن يجعلني منهم، فقال: «سبقك بها عكاشة» متفق عليه.
Artinya:
“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Telah diperlihatkan kepadaku beberapa umat, lalu aku melihat seorang Nabi, bersamanya sekelompok orang, dan seorang Nabi, bersamanya satu dan dua orang saja, dan Nabi yang lain lagi tanpa ada seorangpun yang menyertainya, tiba tiba diperlihatkan kepadaku sekelompok orang yang banyak jumlahnya, aku mengira bahwa mereka itu umatku, tetapi dikatakan kepadaku : bahwa mereka itu adalah Musa dan kaumnya, tiba tiba aku melihat lagi sekelompok orang yang lain yang jumlahnya sangat besar, maka dikatakan kepadaku : mereka itu adalah umatmu, dan bersama mereka ada 70.000 (tujuh puluh ribu) orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa disiksa lebih dahulu,” kemudian beliau bangkit dan masuk ke dalam rumahnya, maka orang orang pun memperbincangkan tentang siapakah mereka itu ?, ada di antara mereka yang berkata : ‘barangkali mereka itu orang orang yang telah menyertai Nabi dalam hidupnya,’ dan ada lagi yang berkata : ‘barang kali mereka itu orang orang yang dilahirkan dalam lingkungan Islam hingga tidak pernah menyekutukan Alloh dengan sesuatupun’, dan yang lainnya menyebutkan yang lain pula. Kemudian Rasulullohshallallohu alaihi wa sallam keluar dan merekapun memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Maka beliau bersabda : “Mereka adalah orang-orang yang tidak meruqyah, tidak meminta untuk diruqyah, tidak melakukan thiyaroh (beranggapan sial) dan hanya kepada Allah mereka bertawakal”. kemudian Ukasyah bin Muhshon berdiri dan berkata : ‘mohonkanlah kepada Alloh agar aku termasuk golongan mereka’, kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : “ya, engkau termasuk golongan mereka”, kemudian seseorang yang lain berdiri juga dan berkata : ‘mohonkanlah kepada Alloh agar aku juga termasuk golongan mereka’, Rasulullahshallallahu alaihi wa sallam menjawab : “Kamu sudah kedahuluan Ukasyah” (HR. Bukhori & Muslim)
Dan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra:
عن أنس بن مالك ، أن أبا بكر الصديق، حدثه قال: نظرت إلى أقدام المشركين على رؤوسنا ونحن في الغار، فقلت: يا رسول الله لو أن أحدهم نظر إلى قدميه أبصرنا تحت قدميه، فقال: «يا أبا بكر ما ظنك باثنين الله ثالثهما» متفق عليه
Artinya:
“Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Abu Bakar Ash Shiddiq bercerita kepadanya, ia berkata: “Aku telah melihat kepada telapak kaki-telapak kaki kaum musyrik di atas kepala kami dan ketika itu kami sedang di dalam goa, lalu aku berkata: “Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, jikalau salah seorang dari mereka melihat kepada kedua telapak kakinya niscaya ia akan melihat kita di bawah kedua telapak kakinya”, Nabi Muhammadshallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Wahai Abu Bakar, bagaimana menurutmu tentang dua orang yang Allah menjadi ketiganya?”.)HR. Muslim(.
Dalil lain adalah:
وعن ابن عباس رضي الله عنهما قال: حسبنا الله ونعم الوكيل، قالها إبراهيم – صلى الله عليه وسلم – حين ألقي في النار، وقالها محمد – صلى الله عليه وسلم – حين قالوا: ( الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ ) ، رواه البخاري
Artinya:
Dari Ibnu Abbas ra berkata: “kalimat ‘hasbunallah wa ni’mal wakil’, (kalimat ini) diucapkan oleh Ibrahim as ketika hendak dilempar kedalam api, dan diucapkan oleh Muhammad ketika orang-orang berkata: “(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung“. (HR. Bukhori)
Sedangkan manfaat dan buah dari tawakkal adalah:
- Mendapatkan cinta dari Allah subhanahu wa ta’ala dan dimasukkan kesurga-Nya, sebagaimana firman-Nya:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ (آل عمران: 159)
Artinya:
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal.” (QS. Ali Imran: 159)
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَنُبَوِّئَنَّهُمْ مِنَ الْجَنَّةِ غُرَفًا تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا نِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ (58) الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (العنكبوت: 58-59)
Artinya:
“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat-tempat yang tinggi di dalam surga, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal. (yaitu) yang bersabar dan bertawakkal kepada Tuhannya.” (QS. Al-‘Ankabuut Ayat: 58-59)
- Dicukupi oleh Allah subhanahu wa ta’ala segala kebutuhan, dan diberikan apa yang diinginkannya, dan mendapatkan kebahagiaan di dua negeri (dunia dan akhirat), sebgaiamana firman-Nya:
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ (الطلاق : 3)
Artinya:
“…. Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar.” (QS. Ath-Thalaq: 2)
- Bertawakkal kepada Allah subhanahu wa ta’ala merupakan sebab diluaskannya rezeki, sebagaimana firman-Nya:
فَمَا أُوتِيتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ وَأَبْقَى لِلَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ( الشورى : 36 )
Artinya:
“Apapun (kenikmatan) yang diberikan kepadamu, maka itu adalah kesenangan hidup di dunia. Sedangkan apa (kenikmatan) yang ada di sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakkal.” (QS. Asy-Syuro: 36)
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا (الطلاق : 2-3)
Artinya:
“…. Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar. Dan Dia memberinya rezeqi dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan—Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq: 1-2)
Dan sebuah hadits, yang diriwaytkan oleh Umar bin Khaththtab ra:
وعن عمر رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله – صلى الله عليه وسلم – يقول: «لو أنكم تتوكلون على الله حق توكله لرزقكم كما يرزق الطير، تغدو خماصًا وتروح بطانًا» رواه الترمذي وقال: حديث حسن
Artinya:
Dan dari Umar ra, dia berkata: ‘Aku mendengar Rasulullah bersabda: “ jika kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya Allah akan memberi rezeqi kepada kalian sebagaimana Allah member rezeqi kepada burung, Burung pergi pagi hari dengan perut kosong dan kembali sore hari dalam keadaan kenyang…”. (HR. Tirmidzi, dan Tirmidzi berkata bahw hadits ini Hasan)
- Terjaga dan terhalangai dari setan dan fitnah-fitnahnya, sebagaimana firman Allahsubhanahu wa ta’ala :
إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (النحل : 99)
Artinya:
“Sungguh, setan itu tidak berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya.” (QS. An-Nahl: 99)
Maka dari itu, wahai saudara-saudara se-iman se-agama hendaknya anda bertawakkal kepada Allah, karena tawakkal adalah ibadahnya para shodiqin, dan jalannya para muhlishin (orang-orang yang ikhlas dalam hidupnya hanya untuk Allah saja), dan dengan tawakkal tersebut anda dapat merasakan nikmatnya kebahagiaan di dunia dan akhirat. Jika anda menginginkan izzah (harga diri), kedudukan dan prestasi, maka bertawakkallah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Jika anda menginginkan bimbingan dari Allah, serta segala urusan anda beres, maka bertawakkallah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Dan jika anda menginginkan ketenangan hati dan lapangnya dada serta damainya jiwa maka jalannya hanya satu, bertawakkallah kepada Allahsubhanahu wa ta’ala.
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ (آل عمران:159)
Artinya:
“Apabila engkau sudah membulatkan tekad, maka bertawakkal-lah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai oranag yang bertawakkal.” (QS. Ali Imran: 159)n bimbingan dari Allah, serta segala urusan anda beres, maka bertawakkallah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Dan jika anda menginginkan ketenangan hati dan lapangnya dada serta damainya jiwa maka jalannya hanya satu, bertawakkallah kepada Allahsubhanahu wa ta’ala.
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ (آل عمران:159)
Artinya:
“Apabila engkau sudah membulatkan tekad, maka bertawakkal-lah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai oranag yang bertawakkal.” (QS. Ali Imran: 159)
Diterjemahkan dari website resmi Syaikh Muhammad bin Abdurrahman al-Arifi. www.arefe.ws
Alih Bahasa : Abu Dawud Ulinnuha Arwani
Post a Comment