MENEMPATKAN orang yang tepat pada posisi yang tepat adalah salah satu kaidah penting bagi kemaslahatan kehidupan manusia. Karena itu kita lihat fase-fase sejarah ketika pemerintahan dipegang oleh kalangan elit yang shaleh dan bertakwa adalah fase-fase kecemerlangan Islam dalam sejarah umat Islam.
Di sisi lain, tragedi terbesar yang merusak sistem kehidupan adalah saat pemerintahan, kepemimpinan, dan jabatan-jabatan dipegang oleh orang-orang yang tidak berkualitas yang mengambil kebijakan berdasarkan hawa nafsu, serta mengabaikan orang-orang pilihan yang mampu menjalankan urusan pemerintahan ke arah yang lebih baik.
Rasulullah saw. memberitahukan bahwa salah satu tanda kiamat adalah urusan pemerintahan diberikan kepada orang yang tidak pantas.
Dalam Shahih al-Bukhari diriwayatkan bahwa Abu Hurairah r.a. berkata, “Ketika Rasulullah saw. berada dalam suatu majlis dan sedang berbicara kepada khalayak, tiba-tiba datang kepadanya seorang Badui. Ia berkata, ‘Kapan kiamat terjadi?’ Namun Rasulullah saw. menjawab, ‘Jika amanat itu disia-siakan, tunggulah kiamat.’ Ia bertanya, ‘Bagaimana amanat itu disia-siakan?’ Jawab beliau, ‘Jika urusan bukan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat.’ ”
At-Thahawi meriwayatkan dalam Musykil al-Atsar sabda Rasulullah saw., “Hampir saja saya yang menguasai dunia itu Luka’ ibn Luka’ (julukan bagi orang bodoh dan tercela-pent). Manusia terbaik adalah orang mukmin diantara dua orang mulia.”
Orang yang menelaah sejarah Islam, akan mengetahui bahwa penyakit yang diisyaratkan oleh Rasulullah saw, ini adalah salah satu bencana besar yyang akan menimpa kaum muslim. Umat ini dikuasai oleh tirani yang otoriter yang tak mampu mendengar pendapat yang berbeda dengannya.
Dalam sebuah hadis dari Mu’awiyah diriwayatkan bahwa Rosulullah saw, bersabda, “Setelahku akan ada pemimpin-pemimpin yang apabila berkata, tidak dapat disanggah, mereka masuk ke neraka seperti halnya monyet.”
Sebagian dari penguasa itu disibukkan oleh nafsu syahwat dan materi ketimbang memperhatikan urusan kaum muslim. Sebagian lagi tidak mengenal kebenaran. Karenanya mereka membawa masyarakat ke arah yang tidak jelas, serta menyebarkan bidah dan kemungkaran, sebagaimana diisyaratkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ubadah ibn Shamit, bahwa Rasulullah saw, bersabda, “ Akan ada pemimpin-pemimpin yang disibukan oleh hal-hal duniawi sehingga mereka mengakhirkan shalat. Maka jadikanlah salat kalian bersama mereka sebagai hsalat sunah.”
Dalam hadis dari Ummu Salamah riwayat Muslim dan Abu Dawud, “Akan muncul pemimpin-pemimpin yang kalian kenal, tetapi kalian tidak menyetujuinya. Orang yang membencinya terbebaskan (dari tanggungan dosa). Orang yang tidak menyetujuinya selamat. Orang yang puas dan mengikutinya tidak terbebaskan.”
Dalam Musnad Ahmad, Mu’jam ath-Thabrani,dan Sunan Ibn Majah diriwayatkan dari Ibn Mas’ud bahwa Rasulullah saw bersabda, “Akan muncul di antara kalian pemimpin-pemimpin yang mengakhirkan shalat dari waktunya dan memunculkan bidah-bidah.” Ibn Mas’ud berkata, “Kau bertanya kepadaku, hai Ibn Ummi Abd, kau harus berbuat apa? Tak ada ketaatan bagi yang mendurhakai Allah.”
Kita perhatikan bahwa Rasulullah saw, tidak mengizinkan kita keluar memerangi penguasaan yang lalim karena akan menyebabkan timbulnya fitnah dan pertumpahan darah. Ini bila mereka mengambil syariat Allah secara umum.
Dalam Sunan an-Nasa’i dan Musnad Ibn Hibban diriwayatkan dengan Sanad Sahih dari ‘Urfajah, ”Setelahku akan terjadi begini dan begitu. Siapa diantara kalian melihat orang memisahkan diri dari jama’ah atau ingin memecah-belah umat Muhammad saw, siapa pun dia, bunuhlah dia, sebab, tangan Allah bersama jama’ah, dan sesungguhnya setan bersama orang yang memisahkan diri dari jama’ah.” [Sumber: “Ensiklopedia” Kiamat, Karangan: Dr. Umar Sulaiman al-Asyqar, Penerbit Serambi]
Post a Comment