Melayani Dulu Baru Menjual





MELAYANI dulu baru menjual. Merayu dulu baru menyatakan cinta. Bersusah-suah dulu baru senag kemudian. Bekerja dulu baru mendapatkan upah.

Begitulah kebiasaan atran main kehidupan. Kalu kita mau berwirausaha, kita harus berpikir jauh panjang ke depan; tidak mengambil keuntungan untuk jangka pendek. Bagaimana caranya? BAgaimana melakukannya? Seribu satu cara bisa dilakukan. Pelajari sebanyak mungkin dan sesuaikanlah cara dengan bidang usaha yang kita geluti.

Seorang ibu setengah baya mendatangi took computer yang baru saja buka. Ibu itu lalu mengluhkan computer di rumahnya yang dibeli setengah tahun lalu. Komputernya mati total. Dan, dia mengklaim computer tersebut dibeli dari took itu. Dua orang kakak beradik pemilik took computer tersebut merasa kaget sebab took mereka baru beroperasi tiga bulan yang lalu. Tapi, sang kakak segera melayani komplai tersebut dan bersedia untuk mengecek dan membetulkan.

Si ibupun pulang. “Mengapa kita harus menanggapi komplai ibu tadi? Dia bukan pelanggan kita!” Tanya sang adik kaget.

Sang kakak hanya tersenyum dan berkata. “Nanti kamu akan tahu.”

Hari itu juga kakak beradik itumemberikan service pada computer milik ibu setengah baya tadi sehingga komputernya bisa beroperasi normal seperti biasa. dan si ibupun mengucapkan banyak terima kasih.

Dalam perjalanan pulang, sang adik terus bertanya. “Mengapa kita harus melayaninya? Apa untungnya? Dia bukan pelanggan kita!”

Seperti semula kakaknya hanya tersenyum. “Nanti kamu akan tahu.”

Beberapa bulan berikutnya, si ibu setengah baya datang kembali ke took computer tersebut sambil membeli dua unti computer dan satu printer untuk kantor tempat ia bekerja.

Kakak itu berkata pada adiknya, “Sekarang dia pelanggan kita dan kamu tahu itu.”

Hanya sedikit orang yang rela memberikan pelayanan terlebih dahulu. Kebanyakan para pengusaha hanya ingin mengambil keuntungan secara singkat, tidak memikirkan jauh ke depan. Alhasil, umur usahanya pun singkat.

Barang siapa menabur benih maka dia akan memanen. [catatan kuliahku]

Sumber : Ibu Kaya VS Ibu Miskin Penguasa, Pengusaha, dan Orang Miskin/Rosadi Alibasa/Shakira Publisher

Post a Comment

[blogger]

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget